Touch Down Sawarna !!

Satu jam pantat menempel di jok elf yang berhenti,, dua jam pantat goyang-goyang di elf yang berjalan. Tampilan jalanan berliku, pantai dan jurang,, berakhir dengan sambutan seorang anak lanang di pintu gerbang,, bukan,, di jembatan gantung yang melayang. Touch down Sawarna,, yeay.


Yap, Sawarna adalah tujuan saya mengisi liburan. Bersyukur adek Dian mau saya racuni untuk mewujudkan mimpi saya mencapai Desa Sawarna. Cara menuju ke sini sangat tidak mudah dan butuh nyali. Apalagi kami cuma jalan berdua dan berkelana di hari kerja. Ngeteng dari Bandung - Sukabumi - Pelabuhan Ratu - Sawarna sudah terlewati. Beruntung saya dapet elf langsung ke Sawarna yang disopiri dengan orang asli Sawarna. Si Bapak langsung mengarahkan kami ke penginapan yang bersih. Melalui petunjuk seorang anak lelaki, di bawalah kami ke penginapan niken, penginapan paling ujung (dekat pantai) dan (yang penting) bersih.


Setelah menimbang, merenungkan, dan mendiskusikan (halah), kami menerima harga 120rb per orang per malam. Imbasnya, kami disediakan makan tiga kali sehari, kopi dan teh, es batu pesanan, kamar super luas dengan kamar mandi dalam cuma untuk kami, dan tv parabola yang kami kuasai sendiri. Inilah keuntungan liburan di saat semua orang sedang kerja, kamar penginapan sepi, tempat wisata sepi, jadi bener2 liburan.




Sore itu, kami langsung lompat ke pantai,, yang belakangan saya tahu disebut pantai pasir putih. Pantainya luaaaaaaassssss banget. Apalagi saat pertama kami datang cuma ada kami berdua. Berasa dapat pantai super VIP. Tak berapa lama ada satu rombongan cowok yang terdiri dari 3 orang,, lalu tambah lagi satu rombongan cowok yang terdiri dari 6 orang. Liburan impian jadi kenyataan,, di pantai super VIP, leyeh2 tiduran di pasir super bersih, menikmati langit senja, dan dikelilingi cowok-cowok. Oh, indahnya.



Ternyata masih ada spesies cowok lagi yang bergabung. Di Sawarna ini suka ada anjing jalan-jalan, entah punya siapa, atau mereka itu anjing bebas. Muka mereka lucu-lucu dan nurut kalo di elus2. Saya pikir, mereka itu manis. Sampai si Dian tiba-tiba teriak2. Saya tenang2 meninggalkan dompet, kamera, dan henpon yang sudah saya bungkus dalam tas kresek (biar nggak basah) di ujung pantai. Saya yakin nggak bakal ada yang ambil. Ternyata saya salah. Si anjing yang unyu itu,, tau-tau ngambil kresek saya. Aksi kejar2an pun terjadi. Henpon dan kamera ditinggal. Tapi dompet saya yang isinya duit cash dibawa lari. Ahhh,,, gimana nasib saya ini. Uang cash barusan saya pindah semua ke dompet dan di Sawarna nggak ada ATM kan,,,,


Komentar

Postingan Populer