Pagi di Desa Sawarna. Saatnya Berpindah (week holiday)

Layaknya manusia yang berpasang-pasangan, seperti halnya pertemuan yang selalu berpasangan dengan perpisahan, kedatangan yang berpasangan dengan kepergian. Kali ini aku melunasi kedatanganku di desa ini dengan kepergian.


Malam itu aku memaksa diriku untuk mengepak barang-barangku dalam ransel. Melakukan packing adalah hal paling malas yang harus kulakukan. Padahal aku beberapa kali bepergian dan packing adalah hal wajib yang harus dilakukan. Setelah dengan setengah hati berhasil memasukkan setengah barang dalam ransel (separuhnya lagi kurasa masih dibutuhkan untuk kebutuhan sampai pagi nanti), aku memaksa diriku untuk tidur dan berpindah ke alam mimpi. Sebenarnya aku belum merasa ngantuk. Tapi jika ingin terjaga, aku mau apa. Novel Utukki yang menemaniku dalam perjalanan ini sudah habis kubaca, televisi menayangkan siaran yang membosankan, di luar hanya ada gelap yang pekat. Lagipula besok perjalanan kami harus dimulai jam 7 pagi. Berarti mau tidak mau aku harus bangun pagi kalau tidak mau ketinggalan elf.


Bersyukur aku bukan orang yang kesulitan memulai tidur. Asal ada kasur, selimut, dan niat untuk merem, pasti badan ini mudah terbang ke alam mimpi. Badan ini ternyata punya alarm tubuh tersendiri. Tanpa diganggu oleh alarm handphone, aku sudah terbangun. Sempat tidur lagi sebentar akibat melirik arloji masih berkata 'ini jam setengah 5 pagi'. Kira-kira pukul 5, sambil kedinginan, aku memaksa tubuhku mandi. Setelah membereskan badan dan barang bawaan, saatnya untuk persiapan pulang.


Si ibu datang pagi-pagi membawa sarapan. Bonus pisang goreng yang panas dan enak serta teh manis hangat. Berhubung perut kekenyangan dan masih ingin pisang goreng, kami niat membawa pisang goreng sebagai bekal perjalanan.


Pukul tujuh tepat, kami sudah sampai di jembatan gantung dan bertemu dengan elf hitam. Saatnya pulang, meninggalkan desa sawarna. 


Perjalanan melalui jalanan yang meliuk-liuk dan terjal kembali kami lalui. Di beberapa titik, elf berhenti untuk mengangkut penduduk desa yang ikut dalam perjalanan menuju Pelabuhan Ratu. Ada anak sekolah, ada ibu-ibu yang mau berbelanja kebutuhan, ada balita yang mau vaksin di puskesmas, ada pula bapak-bapak, dan tentu saja ada kami berdua yang sedang travelling.
Dua jam sudah, dan kami berhasil melampaui sawarna. Saatnya berpindah lagi.
 
suasana pagi desa sawarna
@dinilint

Komentar

Postingan Populer