Monday Morning and Backup Plan (week holiday)

Rencana satu sudah batal. Padahal karena rencana sebelumnya hal-hal impulsif dilakukan. So, what should we do. Use the intuition and make another plan. Let's do!

jalanan Bandung yang nyaman banget buat jalan kaki

Pagi di Bandung masih menyambut
dengan dingin. Sempat malas untuk bertemu dengan air mandi yang dingin, tapi mengingat kemarin baru menempuh perjalanan sekitar 500km dan belum mandi, rasa-rasanya harus berjuang melawan dingin. Air dingin Bandung membantu saya untuk bangun 100% dan siap menjalankan rencana pertama hari itu,,, menikmati Gasibu di minggu pagi.
Saat kami melangkah turun ke bawah, bersiap-siap menerima sambutan hangat dari resepsionis dan berencana bertanya tentang angkot yang bisa mengantar kami ke Lapangan Gasibu, kami disambut gelap dan sepi. Sang resepsionis masih setia di negeri mimpinya, sedangkan tidak ada tanda kehidupan lain di lobi hostel. Ruangan gelap karena lampu dimatikan dan pintu ditutup rapat. Yah, mau tak mau kami keluar hostel tanpa diantar senyuman ramah sang resepsionis dan sedikit mengendap-endap karena takut mengganggu mimpi indah sang resepsionis.
Keadaan di luar hostel sangat berbeda dengan di dalam. Tidak seperti kemarin malam yang sepi dan berdenyut lambat, pagi ini kehidupan sudah dimulai dengan bergairah. Pasar ini mulai mengumpulkan detak-detaknya dan mulai berirama up beat. Di ujung sana saya melihat banyak manusia berpakaian rapi. Mereka mau ke gereja di ujung jalan. Kami pun sudah setia menunggu angkot - hasil bertanya pada seorang tukang parkir - yang rela membawa kami ke pusat kota.

Gedung Sate. Salah satu spot foto di Bandung.

Dalam hitungan menit, kami sudah berpindah ke pusat kota. Sempat salah turun dan ikut keramaian car free day di Jalan Aceh. Bertemu dengan beberapa polisi ramah dan bertanya arah menuju lapangan, tempat pusat keramaian. Kami pun berjalan menyusuri jalanan Bandung yang ramai oleh pejalan kaki.
Di Lapangan Gasibu dan jalan-jalan sekelilingnya, manusia seperti tumpah ruah. Di setiap sudut ada senyum dan kata milik manusia-manusia yang menikmati pagi. Ada penjaja makanan aneka rupa, kaos kaki, boneka, juga baju-baju butik. Yihaa,, saya pun mencicipi kehangatan Bandung di pagi ini lewat semangkuk zupa sup hangat.


Matahari menambah volume panasnya, mobil-mobil mulai berdatangan menggantikan pejalan kaki yang kelelahan berjalan di jalanan aspal. Bumi sudah bergerak. Saatnya kami untuk bergerak pula. Rasanya saya mulai bosan jalan di kota. Yah, just move from big city into another big city isn't my dream vacation right now. Kami pun kembali ke hostel, mengambil backpack, dan bergerak ke Terminal Leuwi Panjang.
Tujuan selanjutnya adalah Sukabumi. Tidak sulit menemukan bus Bandung - Sukabumi di Terminal Leuwi Panjang. Kami pilih yang AC, mengingat perjalan yang memakan waktu kira-kira 4 jam. Sebenarnya acara berputar-putar di kota Sukabumi itu yang lama. Bukan kami yang jalan-jalan, tapi sepertinya rute busnya seperti itu. Ya sudah, ambil hikmahnya. Kami jadi tahu bagaimana penampakan Sukabumi itu. Saya pikir Sukabumi itu kota kecil dan masih desa. Ternyata Sukabumi punya banyak gedung tinggi, gerai makanan siap saji, dan angkot yang banyak. Yaa,, bisa dibilang kota agak kecil lah.
Dari Terminal Leuwi Panjang, kami berganti bus yang menuju Pelabuhan Ratu. Jarak Sukabumi dan Pelabuhan Ratu juga memakan waktu 3-4 jam. Whoaa,, kalau tadi kami berangkat dari Bandung sekitar jam 1 siang, ditambah 4jam dan 4jam lagi,, berarti kami bakal tiba di Pelabuhan Ratu malam hari. Padahal tidak ada plan apapun di Pelabuhan Ratu. Itu hanya tempat transit bagi kami. Bagaimana ini....

Dinilint

Komentar

Postingan Populer