Day Two: Move To Lombok

Hari kedua. Ini baru permulaan. Perjalanan masih panjang. Semangat!!

view from ferry to in Lombok Strait


way to Padang Bai

Kira-kira tengah hari, setelah menenggak segelas sirup merk bintangbukcs dan menyantap nyaris separuh cerita cinta karangan tante Dee, akhirnya teman-teman datang. Senangnya ketemu Sari, Coco, Pru, Ando, Baita, Kibo, Mamat. Akhirnya, penantian dua belas jam terjawab. Yeay yeay. 

road to Padang Bai, Bali

Memasukkan delapan nyawa plus satu beserta tas-tasnya yang segede gaban bukanlah perkara mudah. Kami harus berbagi tempat duduk dan berjejal-jejalan di dalam mobil APV selama kurang lebih satu jam. Yak, akibat keahlian teman-teman menawar, satu mobil bersedia mengantar kami ke Pelabuhan Padang Bai. 

at departure gate, Padang Bai, bali

Pelabuhan Padang Bai itu sepi. Pada saat aku kesana, nggak banyak aktivitas dan laju kendaraan yang nampak. Berhubung kelaparan, aku dan teman2 melipir sebentar ke warung makan punya orang jawa timur di deket pelabuhan. Berhubung seringnya kalo travelling susah ketemu sayur, aku suka banget dapet makanan sayur daun singkong. Nyam nyam

lunch moment at Padang Bai

Berkat kegigihan teman-teman, kami dapat delapan tiket dengan harga tujuh tiket. Kami beruntung. Ferry yang kami naiki saat itu adalah salah satu ferry yang bagus dan jalannya cepat, kata ibu penduduk lokal. Kami tidak duduk, melainkan dapat tempat mirip musholla untuk tiduran. Yap, bener-bener posisi tidur. Pilihan yang lain adalah duduk di reclyning seat, duduk di tempat duduk mirip cafe lengkap dengan meja bundarnya, atau duduk di balkon ferry. Harga tiket ferry dari Padang Bai (Bali) ke Lembar (Lombok) 38,000 untuk orang lepasan seperti kami, 100,000 untuk motor (penumpang berapa pun harga sama), 600,000 untuk mobil (penumpang berapa pun harga sama). Di ferry bisa beli makanan (not recommended karena harganya jadi dua kali lipat), bisa ngecharge dengan bayar 5000 rupiah, bisa dapet view laut dan pulau lombok atau pun bali, kalo beruntung bisa ketemu dolpin lompat-lompat.

ferry to Lembar, Lombok

Setelah lima jam bobo, cerita-cerita, foto-foto, makan-makan, koprol-koprol, akhirnya sampe juga ke Lombok. Sebenernya yang kelamaan adalah bersandarnya si ferry ke dermaga. Nasib pake ferry ya begini ini, bergantung sama ombak. Jadinya kami sampe Lombok uda malam dan gelap. Biarpun gelap, tapi penjual jasa transportasi tetep siaga. Kami pun diantar salah satu mobil carry yang mangkal di situ. Thanks to mb Lida dan keluarganya, malam itu kami dapat tempat berteduh yang layak dan makanan yang berlimpah.

traditional market at Lombok

Sesungguhnya rencana awal berangkat jam 7 pagi,, bergeser jadi jam 8. Kebiasaan buruk kami ini. Tapi mau gimana. Kali ini kami diantar mobil elf yang legaaaa untuk delapan orang. Pemberhentian selanjutnya adalah Rinjani Trekking Center Sembalun. Berhubung mau naik gunung, yang pastinya nggak ada warung, kami mampir dulu ke pasar tradisional setempat dan belanja beberapa bahan makanan.
Sebelumnya kami berniat minta tolong pada porter untuk membelanjakan kebutuhan kami selama di gunung. Tapi ternyata kami kena tipu. Bagaimana tidak, kebutuhan kami untuk 5 hari berjumlah 2juta sekian. Setelah diminta rinciannya, ternyata harga-harga yang diberlakukan sangat tidak lokal. La, mungkin kami dianggap sama dengan turis asing kemudian ditipu soal harga. Sungguh disayangkan terjadi hal seperti ini.

on the way Sembalun

Perjalanan ke Sembalun memakan waktu kurang lebih lima jam. Jalanannya mulus, namun medannya berkelok-kelok dan ada jurang di kanan kiri jalan. Akan tetapi pemandangan sepanjang jalan sungguh menyenangkan. Ini baru pemandangan di bawahnya, di jalan yang di aspal, bagaimana penampakan di atas sana ya. Ah aku kembali deg-degan. Mungkinkah aku menikmatinya. Oh Rinjani.

Sembalun view

Komentar

Postingan Populer