The Chill Night ,,, part3

Seperti yang sudah2 terjadi kalo saya harus bermalam di gunung, saya kedinginan! Apalagi di ketinggian kira-kira 2300 mdpl suhunya mencapai 8-10 derajat celcius. Tubuh saya yang biasa ditemani dengan suhu 26-30 derajat di pinggir laut harus menyesuaikan suhu.

Tapi selain rasa dingin tadi, saya sangat menikmati udara gunung. Setelah sekian lama. Saya pun memberanikan diri keluar dari ruangan 3x3 yang pastinya lebih hangat bila dibanding dengan udara di luar. Ketika memandang ke atas, saya melihat begitu banyak bintang terhampar di langit luas itu. Rasanya sangat dekat dengan angkasa.

Berjalan beberapa langkah, menikmati semilir angin gunung yang dingin, dan melihat kehidupan malam masyarakat Tengger. Malam-malam begini desa sudah sepi. Hanya beberapa orang yang masih berkeliaran untuk mencari makan. Ya,, seperti kami ini.

Kami menemukan warung kecil yang lumayan rame. Ditambah kedatangan kami (saat itu ber5) warung kecil itu rasa2nya makin sesak. Walaupun sesak, tapi tetep di dalam kami harus merapatkan jaket karena dingin tetap menusuk. Pak Adi sang pemilik warung, punya cara seru untuk menghangatkan kaki,,,


Cerita bromo, secangkir jahe hangat, penghangat kaki, sepasang bule pirang, dua bapak tionghoa, dan pastinya teman2 perjalanan yg menyenangkan :)

Komentar

Postingan Populer