andai ada sorban doraemon - bromo part2

di depan kami terhampar lautan pasir yang maha luas. semua sepertinya berwarna abu2 dan berpartikel sangat kecil. seorang pria dan seorang wanita berambut blonde berjalan melalui jalan setapak, menuju ke bawah, mengikuti jejak yang sudah ditinggalkan, dan meninggalkan kami menuju lautan pasir itu. di ujung sana kulihat gunung batok dan gunung bromo.

bromo. puncak itu yang akan kami tuju. setelah berdoa dan mengambil gambar, kami pun turun melewati jalan setapak pasir itu. jalannya tak mudah. kami harus menapakkan kaki kami perlahan dan mengikuti alurnya. ada pasir yang padat dan nyaman untuk dipijak namun ada pula pasir yang gembur dan mudah hancur. 

begitu masuk ke lautan pasir maha luas, angin dingin khas pegunungan berhembus. sang angin membawa serta butiran2 pasir kecil. untung kami sudah bersiap mengenakan masker, bahkan ada yang mengenakan kacamata penghalau debu. di kejauhan tampak torpedo2 pasir kecil menari-nari dengan anggun.




jalanan di lautan pasir ini menjebak. ada seperti sungai tak berair yang menjorok ke dalam. kaki kami tak mampu melewatinya. di kejauhan tampak gundukan2 pasir bagai gunung2 kecil. kata teman, gunung pasir ini hanya ada 2 di pulau jawa, di bromo dan pantai parangtritis. lokasi gundukannya tidak selalu sama, melainkan  berpindah2. namun perpindahannya tidak terlalu jauh.

melewati lautan pasir mengingatkanku pada cerita doraemon petualangan yang berpetualang di negeri dongeng. demi menyelamatkan shizuka, doraemon, nobita, suneo, dan jaiko harus melewati gurun pasir yang panas dan kadang2 harus menemui badai pasir.




mendekati puncak bromo, badai pasir pun menghampiri kami. butiran2 pasir halus itu menyerang kami. kami pun kesulitan bernapas dan melihat. saya jadi teringat akan doraemon dan sorban ajaibnya. kala badai pasir datang, sorban doraemon memanjang dan berubah menjadi tenda super nyaman. ah,,, tapi mana ada doraemon dan sorbannya di gunung. di sini yang ada masker, jaket, dan sarung. kita bisa mengatasi badai pasir bromo ini.

mendaki anak tangga demi anak tangga untuk mencapai puncak bromo tidaklah mudah. namun hei, kami bisa! walau hanya semenit berada di puncak dan berusaha memandang kawah, kami berhasil mencapai puncak dengan ketinggian 2300 mdpl. dengan ditemani badai pasir, kami turun kembali ke bawah, melewati anak tangga satu demi satu.

ketika kami sampai di bawah dan melangkah beberapa meter, badai pun reda dan puncak tampak jelas. ah,, puncak bromo, kenapa tadi kami disambut badai disana.







kami pun sempat berhenti sejenak menikmati padang pasir bromo. memandang pura dan mendapati gambar sempurna darinya. Tuhan memang luar biasa.

perjalanan pun berlanjut. kaki-kaki kami masih melangkah. kali ini melewati rute yang lain. beberapa tukang ojek motor dan kuda menawarkan kami untuk naik kembali ke cemoro lawang. kami menolak dan membiarkan kaki kami melangkah. ternyata perjalanan kembali ke cemoro lawang lumayan juga. menanjak.


sembari kembali ke cemoro lawang, kami dihadiahkan pemandangan spektakuler oleh alam. menit-menit ketika matahari kembali ke peraduan. warna jingga yang menenangkan ditambah pemandangan ranting pohon dan lautan pasir. Tuhan,,, ini hebat. terima kasih :)
dinilintangasri.dla[at]gmail[dot]com

Komentar

Postingan Populer