Move On

Belakangan ini Semarang selalu dirundung hujan. Meski cuma hujan rintik-rintik, tapi hujannya intense dan berlangsung sepanjang hari. Kalau sudah begini paling enak emang gegoleran di rumah.



Sebelum melanjutkan membaca, let me remind you kalau post ini tidak seperti biasanya, hanya ada sedikit cerita tentang jalan-jalan, lebih banyak cerita di rumah, dan sedikit cerita tentang pikiran aku yang,,,, ya gitu lah.

Setelah selesai nyuci sprei dan pillow boaster, aku pun berpikir bahwa hari ini tidak seperti hari biasa. Biasanya aku mencuci sprei dan pillow boaster di pagi hari, lalu di siang hari sprei dan pillow boaster akan kering sempurna, sehingga di malam hari aku bisa tidur nyaman dengan sprei dan pillow boaster kesayangan.


Namun tidak dengan hari ini, ketika hujan turun sepanjang hari dan sinar matahari seperti disimpan di balik lemari.


Let me tell you, aku bukan orang yang suka tidur dengan bantal, tapi aku punya bantal super besar untuk sandaran dan kadang jadi pengganti guling saat tidur. Nah, bantal super besar ini cuma punya satu pillow boaster. Mengapa? Karena si pillow boaster ini biasanya kering dalam hitungan jam.

Jadi daripada nanti malam nggak bisa baca buku sambil sandaran bantal raksasa, atau sulit tidur karena kehilangan guling yang berupa bantal raksasa, mengapa tidak mengambil gulungan sprei lama dan di-remake jadi pillow boaster baru?


Masih cinta


Mengapa sprei lama masih menggulung di ujung ruangan sih Lint? Aku suka banget dengan warna cream-nya yang hangat dan motif musik di sprei lama, aku suka dengan material katun jepang yang adem, dan aku merasa spreai lama ini akan berguna di kemudian hari, dan ternyata emang berguna hari ini kan.

Kalau dipikir-pikir, aku susah move on ya. Alasan sprei lama ini udah nggak aku pakai lagi sebenernya karena dia sudah terlalu tua dan ada sobekan besar di bagian tengah. Sebagai sprei dia emang udah nggak berguna, tapi aku masih simpan dengan harapan dia bisa berguna jadi benda lainnya. Harapanku nggak sia-sia, hari ini dia jadi pillow boaster.

Sebernernya ada beberapa barang lain yang masih aku cinta dan masih aku pakai mesti udah buluk, seperti sepatu putih kesayangan yang sudah berubah warna jadi cream, atau jaket lama yang aku tambal dengan kain flanel supaya bisa tetap dipakai simply karena aku masih suka warna, model, cutting dan bahannya.

Aku emang lagi belajar memanfaatkan barang semaksimal mungkin. Aku juga belajar untuk nggak menimbun barang dan membeli secukupnya. Aku bahkan belajar mengubah persepsi bahwa toko itu adalah gudangku, jadi aku nggak perlu menimbun barang nggak perlu di rumah. Kalau aku butuh, misal cemilan di rumah habis, ya udah aku tinggal jalan ke toko dekat rumah dan ambil di toko. 

Persepsi baru ini emang aku dapatkan setelah baca buku bertema hidup minimalis. Gaya hidup Fumio Sasaki dan Marie Kondo yang ditulis dalam buku sedikit banyak memengaruhi persepsiku.


Rindu


Ngomongin soal minimalis, bikin aku rindu Tokyo. Tokyo yang penuh dengan sesuatu yang minimalis, apato berukuran 10 m2 yang kami tinggali berempat tapi fungsinya komplit, ngalahin rumah yang lebih besar di Indonesia, jejeran rumah-rumah mungil yang tertata apik, aneka ragam convinence store dengan barang-barangnya yang ajaib, dan cafe-cafe mungil di pinggir jalan.

Meski rata-rata space di Tokyo itu sempit, minimalis, tapi fungsinya maksimal. Selain fungsional, desain-desain di Tokyo juga cute dan fotogenic sehingga memuaskan visual.

Aku jadi kangen jalan-jalan di Tokyo, khususnya di lingkungan pemukiman. Melihat rumah-rumah mereka yang lucu dan cute.



Salah satu obat rinduku akan Tokyo adalah nonton instagramnya Hello Sandwich. Meski teknologi super maju dan jarak sepertinya bukan masalah, aku tetep kangen strolling around dan travelling manual.

Ah kalau begini lantas bertanya-tanya kapan pandemi ini berhenti?


Virus VS vaksin


Ngomongin soal pandemi dan covid-19, kabarnya vaksin untuk corona sudah diproduksi, sedang uji klinis fase tiga, dan siap diedarkan ke masyarakat. Buat aku sih ini kabar baik. Harapan bahwa pandemi bisa segera selesai ada.

Jadi Dinilint dapat informasi dari mana? Aku dapat informasi tentang vaksin corona dari Halodoc. Artikel itu bercerita tentang progress vaksin corona dari Pfiezer dan Biontech. Kabarnya vaksin ini sedang uji klinis tahap ke-tiga, memiliki efektivitas hingga  90%, dan belum ada masalah keamanan yang serius. Untuk lengkapnya sila klik tulisan berwarna biru itu ya.

Yakin itu beritanya benar? Menurutku sih artikel ini nggak asal bikin ya. Buatku Halodoc sendiri merupakan brand yang oke.

Pengalamanku dengan Halodoc sejauh ini menyenangkan. Saat pergi kemarin, kebetulan kesayangan pilek dan butuh obat untuk membantu mempercepat proses sembuh. Sayangnya, cuaca sedang hujan, dan sangat berisiko untuk keluar hujan-hujanan beli obat. Thanks God for Halodoc, aku tinggal cari obat langganan (sebelumnya aku pernah diresepin dokter internis dan cocok, cocok di aku dan cocok buat orang-orang terdekat aku). Voila, obat datang dan masalah beres.

Jadi kesimpulannya, terima kasih buat kamu yang nemenin aku di hari hujan ini, udah baca tulisan curhatku yang berujung ke ngomongin pandemi dan vaksin. Semoga kita semua tetap sehat dan semangat. Have a good day.

Dinilint

Komentar

  1. nyuci bantal pagi, kemudian siang sudah kering, semarang sepanas itu yaa mbak? wkwkwkwkk
    apa mungkin karena masalah kebiasaan oran indonesia yang suka menimbun barang yaa? kha nsering ada omongan, "beli dulu aja, khan nanti bisa dipakai." pada akhirnya barang yang dibeli akan menumpuk

    vaksin sinovac yang datang ke indonesia belum rilis efektivitas vaksin terhadapa virus. Sekarang masih tahap uji klinis fase tiga. harapannya pengujian vaksin berjalan lancar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semarang nggak panas, cuma hangat aja Vai.

      Kalo aku tuh suka susah nyingkirin barang, apalagi barang yang aku suka banget, entah motifnya, entah bahannya. Masih merasa sayang gitu. aku sampe pake teori, coba aku simpan, apakah 3 atau 6 bulan kemudian aku masih butuh atau nggak. Ada beberapa barang yang berbulan kemudian aku cari lagi dan aku pakai ulang. Kalau keburu dibuang kan nyesel tuh.

      Iya nih vaksin corona, terutam yang sinovac, yang udah di Indonesia masih uji klinis fase tiga. Let's see what happen next. Aku sih baru sebatas bisa lihat berita aja.

      Hapus
  2. btw aku salut sm kamu mbak, bisa sepeimpen itu sm barang.. meski sprei lama dan ada sobekan lebar ketika di bikin sarung bantal malah jadi bagus ya..
    eh iya, aku pun pengguna halodoc garis keras. wkwkwk. kl sakit atau merasa ada gejala di tubuhku, buru2 buka app haldoc. menarik nih udah ada vaksin corona :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah nggak juga sih. Aku malah kalo terlalu primpen simpan barang, malah lupa naruh di mana dan kesulitan nyari. Wkwkwkwk.

      Ahahaha,, iya hidupku lebih mudah karena ada Halodoc. Mau cek harga dan ketersediaan obat juga tinggal klik klik di smartphone. Belakangan aku juga baru ngeh kalo Halodoc punya artikel dan kasih info terbaru, termasuk berita tentang vaksin corona ini.

      Hapus
  3. Hihihi ak juga suka mke barang lama meski akhirnya digombalin juga ma istri (jadiin gombal beneran maksudnya ��)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwkwk,, istrinya udah sebel kali lihat suaminya pake baju mirip gombal, makanya digombalin sekalian.

      Hapus
  4. Barang lama tuh menyimpan kenangan...makanya aku suka eman. tapi kalau numpuk ya terpaksa deh..

    BalasHapus
  5. ghina (ghinarahmatika.com)15 Desember 2020 pukul 17.29

    Lalu aku kangen sama seprei ku yg udah nemenin ku selama kuliah dlu, masih bagus dan tersimpan dengan di rumah ibuku sayang bgt sama sepreinya karena dijahit smaa ibuku dan adem banget rasanya pake seprei itu tuh.. *ehcurhat

    Hai mbak Lint, salam kenal. Selamat menikmati mendung yaa. Memang seringnya ga bikin semangat, tp semoga hari hari minggu selalu berwarna dan cerah


    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal Ghina!! Terima kasih juga ya mau baca curhatanku di minggu-minggu basah ini.

      Hapus
  6. Mudah-mudahan vaksin itu segera dapat digunakan oleh seluruh masyarakat. Udah hampir setahun ini hidup serasa dicekam ketakutan karena wabah. Apalagi semakin hari, banyak korban yg berjatuhan karena virus itu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Vaksin ini semacam harapan kan yaa. Semoga semuanya baik.

      Hapus
  7. HALODOC memang membantu bangeeettt di musim pandemi kayak sekarang.
    Mau konsul dokter atau cari obat jadi makin gampiilll ye kan

    BalasHapus
  8. Aku lagi berusaha melepas kenangan dengan barang2 lama. Cuma yg sangat spesial yang masih kusimpan. Seperti baju nariku waktu TK :D

    Btw, baca berita sih....harga vaksinnya ternyata lumayan mahal ya. Semoga sih bisa digratiskan untuk rakyat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kenangannya yang susah dilepas ya mbak.
      Kabar terbaru vaksinnya gratis mbak. Semoga semua lancar dan baik ya, termasuk untuk urusan vaksin ini.

      Hapus
  9. Iya kadang memang ada yang sudah dilepaskan ya Din, aku juga barusan nih belajar tentang hidup minimalis dengan sedikit barang...memang sudah membuang barang kenangan tapi kalau disimpan rumah full huhu..dilepas saja deh..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rumahnya jadi berasa gudang ya mbak. Semangat belajar mbak Dew.

      Hapus
  10. enak betttt.... Sekarang via halodoc bisa dengan mudah order obat. Jadi gak perlu risau dengan kondisi cuaca yang gak menentu, jadi aman dan nyaman

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya, kalo pas lagi nggak enak badan dan harus keluar rumah lagi demi beli obat kan kurang menyenangkan yak. Thanks to technology

      Hapus
  11. Aku juga gitu Lint, tapi biasanya aku posesifnya sama daster. Daster yang warnanya udah memudar, trus ada sobekan sana sini tapi dipakainya nyamaaaaan banget. Udah hampir jadi kain pel, udah dimasukin ke karung tapi berhasil aku ambil dan aku pake lagi, wkwk. Suamiku sampe desperate sama daster ini, haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwkwkwk,,, kenyamanannya belum tergantikan yak

      Hapus
  12. Kak lint aku juga ga bisa muvon sama hal hal yang bikin nyaman haha, tidak melulu ttg orang tp juga benda, nyaman pakai kaos butut yang harusnya udah jadi lap pel.sebegitunya ga bisa muvon

    BalasHapus
    Balasan
    1. Intinya kalo udah terlanjur nyaman tuh susah buat dilepasin yak

      Hapus
  13. Bagus dong, kalau masih bisa dialihfungsikan. Semoga kita semua sehat selalu, deh.

    BalasHapus
  14. Gak salah kalo kamu blom bisa move on dari sprei lama itu Din..motif nya cakep..dan kainnya pun tampak lembut nyamaaan ya..hehe .

    BalasHapus
  15. Kadang nggak smua bisa di move on -in Din aku masih punya beberapa barang dari jaman aku SMA yang masih aku pakai sampai bolong-bolong wkwkkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga punya selimut dari jaman SMP yang belum tergantikan. Ahahahah

      Hapus
  16. Aku pikir ini artikel curhat atau apalah gitu. Sudah terasa melo-melo drama...Endingnya halodoc...

    BalasHapus
  17. Sprei lamanya motifnya cakep sih mbak, jadi memang cocok diaplikasikan ke barang kesayangan kita yang lain. Yups mbak, semoga vaksin itu beneran bisa segera jadi solusi yg solutif. Pastinya semua berharap pandemi segera berlalu dan bisa traveling lagi kemana-mana tanpa worry. Hai ipuuuuus... banguuuun! Berjemur sanaaa! wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang salah satu yang bikin susah muv on ya di motif itu.
      Amin, semoga proses supaya vaksinnya bisa disuntikan ke masyarakat lancar ya.
      Pus nya udah sunbathing,, sekarang waktunya bobo.

      Hapus
  18. Kadang-kadang memang butuh strolling away lewat satu akun medsos favorit
    Biar segera move on dari virus mager dan bikin ndak produktif ^^

    BalasHapus
  19. Aku juga lagi berusaha hidup minimalis. Sebisa mungkin ga menimbun barang dan menyimpan barang yg entah kapan dipakainya. Cuma ya gitu...kadang yang bikin susah itu bukan move on dr barangnya, tapi move on dari kenangannya. Baca tulisan ini pas lagi hujan, lihat bantal besar jadi pengin meringkuk di kasur juga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Barang berlapis kenangan emang susah dibuang ya

      Hapus
  20. Aku berharap vaksin ini segera diedarkan. Apalagi kok GRATIS, kabarnya demikian. Sudah bosen, Mbak, kerja, masuk kelas, tapi hanya bangku kosong doang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. *peluk
      Aku juga ngerasain namanya ngajar online,, dan sekarang mulai ketemu offline. Offline pun agak gimana, sambil deg-degan, jaga jarak, terus nggak bisa jabat tangan dan peluk-peluk. Hiks.

      Hapus
  21. Sehat-sehat ya Lintang, aku kenal halodoc jaman belum ada corona pas kebetulan ada lombanya eh tapi aku ga jadi ikutan lomba halodoc lupa. Nah kalau soal buku, aku baca yang punya Francine Jay, judul Seni Membuat hidup jadi lebih ringan, ada yang namanya teknik mulai dari nol, kumpulkan dan kelompokkan. Semua yang kita punya bertumpuk, mulai dibuang agar hidup jadi lebih ringan gitu, aku belum selesai Lintang. Seru ya baca buku-buku gitu, kita jadi kepengeruh jadi lebih baik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kamu juga sehat ya Nyi!
      Baca buku jenis ini emang bikin hidup lebih terang ya, apalagi kalau bisa dipraktekin. Prakteknya juga sebisanya. Aku nanti intip yang punya Francine Jay juga ah.

      Hapus
  22. Selalu ada yang menarik sama barang lama. Tapi kalau virus lama tuh ya mbok cepet hilang gitu lho. Kabarnya sudah ada vaksinnya yak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga masalah virus ini bisa diatasi secepatnya ya. Vaksinnya masih dalam proses supaya bisa aman sampai ke masyarakat mbak.

      Hapus
  23. Kalo masalah barang yang sampai sekarang ini aku pakai itu guling. Entah kayak apa bau dan bentuknya tetep aja aku pakai. Emm untuk Halodoc aku menggunakan untuk ambil resep ibu sampai sekarang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selalu ada barang lama yang susah dilepas yaa.
      Ah hidup jadi lebih gampang karena ada teknologi. Sehat ya untuk ibu.

      Hapus
  24. Vaksin semoga segera terealisasi. Semua orang sudah capek menghadapi pandemi yang terasa lebih berat ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makin ke sini berasa tambah berat nggak sih. Tapi tetep, harus dihadapi dan dijalani ya mbak.

      Hapus
  25. Smaaaaa, akupun kangeeen bgt jalan2 di Jepang mba. Apalagi daerah pemukiman. Bagian dalam rumahnya aku juga suka, Krn simple bgt tapi bisa maksimal semua fungsi. Pgn bgt rumahku bisa begitu. Tapi sayangnya aku dan suami agak bertolak belakang soal barang2.

    Ga sabar sih vaksin ini bisa didistribusikan segera. Walo aku yakin ttp makan waktu. Feelingku sih baru 2022/2023 kita baru bisa bener2 aman utk traveling jauh.

    BalasHapus

Posting Komentar

Thank you for reading and leaving comment :)

Postingan Populer