Cerita di Balik Oleh-Oleh Khas Dieng: Carica
Kamu pernah ke Dieng? Atau sedang berencana untuk travelling ke Dieng? Kalo denger kata Dieng pasti ada kata Carica. Carica ini oleh-oleh khas Dataran Tinggi Dieng.
Carica sendiri sebenarnya buah yang masih satu keluarga dengan pepaya atau kates dalam bahasa jawa. Carica punya warna kulit hijau cenderung kuning dan warna buah oranye yang pucat. Bentuknya lebih kecil kalo dibandingkan pepaya dan rasanya nggak se-strong pepaya.
Carica yang bisa dibawa pulang untuk oleh-oleh dari Dieng adalah carica dalam bentuk manisan. Rasanya segar, cenderung manis dan khas buah carica. Yang udah nyobain pasti ngerti deh.
Tapi, gimana ceritanya kok bisa ada Carica dari Dieng? Apa iya cuma bisa dapetin Carica kalo travelling ke Dieng?
Nah, aku ada oleh-oleh cerita tentang Carica nih. Pas jalan-jalan ke Dieng aku berkesempatan untuk mendatangi pabrik pembuatan manisan Carica. Ternyata, juga bisa dimakan langsung, dibuat jus Carica, bahkan bijinya sedang diteliti untuk diolah menjadi kopi dan produk kecantikan.
Tanaman carica cuma bisa hidup di dataran tinggi Dieng
Carica bernama latin Carica Andamanensis. Konon katanya tanaman ini asalnya dari pegunungan di Meksiko bagian selatan dan Amerika Selatan bagian utara. Pohon carica ini emang cuma bisa tumbuh di dataran tinggi di atas 1400 mdpl. Entah kenapa kok tumbuhan carica ini bisa jalan-jalan dari belahan dunia sana ke Dieng, Indonesia.
Buah carica diolah sedemikian rupa supaya bisa dijadikan oleh-oleh khas Dieng. Salah satunya dibikin manisan. Beruntung aku bisa masuk ke salah satu pabrik pembuatan Carica di perbatasan Dieng dan Wonosobo.
Proses pembuatan oleh-oleh khas Dieng, manisan carica
Proses pembuatan manisan carica sendiri lumayan rumit, dengan pengawasan yang ketat, serta quality control yang terjmanin. Saat mau masuk ke lokasi produksi, aku wajib menggunakan penutup kepala dan nggak boleh pegang-pegang daging buah carica karena nggak pake sarung tangan.
Pertama-tama buah carica dicuci bersih, untuk kemudian dikupas. Karena bentuknya yang unik, perlu teknik khusus untuk mengupas buah carica. Tujuannya ya supaya semua buah carica bisa dimanfaatkan dan tidak terbuang.
Buah carica terdiri dari kulit, buah, biji, dan lendir. Lendirnya ini ada antara biji dan buah. Bijinya kecil-kecil seperti biji pepaya. Kalau buahnya diolah menjadi manisan, lendirnya ini dimanfaatkan sebagai jus carica.
Daging buah carica dipotong kecil-kecil, kemudian dibersihkan. Ada dua kemasan untuk manisan carica; kemasan plastik dengan ukuran yang lebih kecil dan kemasan botol kaca dengan ukuran lebih besar.
Untuk kemasan plastik, perlu diberikan pewarna makanan pada buah carica. Pewarna di sini selain membuat tampilan carica lebih cerah juga untuk melindungi kualitas daging buah itu sendiri di dalam kemasan plastik. Aku lupa detailnya, tapi yang jelas kemasan kaca lebih strong dalam hal perlindungan kualias produk dibanding kemasan plastik.
proses pewarnaan |
Untuk kemasan plastik, perlu diberikan pewarna makanan pada buah carica. Pewarna di sini selain membuat tampilan carica lebih cerah juga untuk melindungi kualitas daging buah itu sendiri di dalam kemasan plastik. Aku lupa detailnya, tapi yang jelas kemasan kaca lebih strong dalam hal perlindungan kualias produk dibanding kemasan plastik.
Pada saat proses pewarnaan ini daging buah carica melalui proses seperti dipanaskan dengan suhu tertentu. Kalo yang untuk kemasan kaca langsung proses pemanasan tanpa diberi pewarna ya.
Selanjutnya buah carica dikemas satu per satu ke dalam kemasannya. Proses pengemasan ini dilakukan manual oleh tangan manusia, bukan mesin.
Setelah dikemas, buah-buah carica dalam kemasan ini melalui proses pemanasan lagi. Gunanya untuk menghilangkan bakteri yang mungkin bisa tumbuh dalam kemasan. Meskipun dipanaskan dalam kemasan plastik, tapi plastik yang digunakan adalah plastik yang aman karena mempunyai titik polimer lebih dari 120 derajat celcius. Derajat pemanasannya sendiri hingga 100 derajat celcius.
Bila proses-proses ini sudah dilalui, buah-buah carica ini didiamkan selama seminggu. Setelah seminggu diambil sample untuk pemeriksaan bakteri. Apabila bebas bakteri, buah carica siap diedarkan dan dijual ke masyarakat umum. Apabila ditemukan ada bakteri, maka akan diteliti bakteri apa yang ada di dalam kemasan buah carica tersebut untuk dicari apa penyebabnya dan solusinya. Tentu saja kalau terkontaminasi bakteri, buah carica yang ini tidak akan diedarkan ke masyarakat.
Kemarin itu aku main ke pabrik Carica bernama Buavica. Kalau mau main juga, pabriknya bernama Yuasa Food. Kalau dari arah Dieng ada di kanan jalan, masuk sedikit ke gang. Letaknya persis sebelum masuk Kota Wonosobo. Kalau mau lebih jelas bisa cari Yuasa Food di google map.
Beruntung kemarin aku bertemu dengan Pak Trisila, pemilik Yuasa Food. Dulu Pak Trisila bekerja di pabrik jamur yang ada di Kota Wonosobo. Karena masalah manajemen, pabrik jamur yang pernah berjaya pada masanya itu pun tutup. Pak Trisila pun memutar otak, akan melakukan apa apabila pabrik jamur tutup.
Pak Trisila pun menemukan bahwa di Dieng tumbuh banyak tumbuhan carica dengan buahnya yang khas. Setelah proses yang tidak sebentar, akhirnya Pak Trisila berbisnis manisan carica. Pak Trisila sendiri termasuk pelopor pembuat manisan carica.
Karena banyak warga Dieng yang juga mengolah buah carica, Pak Trisila membagi ilmunya dalam mengolah buah carica sehingga menjadi manisan yang enak, dan juga layak makan. Perlu diketahui buah carica sendiri mengandung vitamin C tinggi dan berguna bagi kesehatan tubuh.
Tidak puas dengan manisan carica, Pak Trisila juga bekerja sama dengan berbagai instansi untuk melakukan penelitian dan terus berinovasi untuk membuat produk-produk unggulan khas Wonosobo dan Dieng seperti:
- Jus carica, yang ternyata mengandung banyak vitamin A,
- Manisan cabe, karena banyak cabe khas Dieng yang berbentuk bulat berwarna merah dan hijau dengan rasa pedas yang khas,
- Mi ongklok seduh instan, untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang ingin makan mi ongklok tapi di warung suka kehabisan, dan pastinya lebih gampang dibawa pulang.
Produk Buavica-nya Pak Trisila ini memang nggak bakalan kita temui di pinggir-pinggir jalan. Alasannya, karena tempat display yang langsung terpapar matahari akan memengaruhi mutu manisan carica, terutama yang dikemas dalam plastik.
Pak Trisila memang detail dalam hal kualitas produk-produk Yuasa Food. Hal ini terbukti bahwa produk-produknya sudah memasuki pasar luar negeri seperti Dubai dan Jepang.
Perjalanan ke Dieng kemarin emang berkesan banget. Nggak cuma dapat pemandangan keren yang memanjakan mata, tapi juga cerita inspiratif dari salah satu anak bangsa yang nggak lelah berkarya. Terima kasih untuk ceritanya Pak Trisila.
Terima kasih juga untuk kamu yang bersedia baca www.dinilint.com
- Dinilint -
Buahnya unik ya, mirip sama pepaya tapi bagian biji dalamnya berbeda. Bisa jadi komoditi yang sangat bagus ini.
BalasHapusYa mbak,
HapusEmang komoditi andalannya Dieng ini.
La cuma bisa tumbuh di Dieng aja.
Nggak nyangka ternyata setelah dikemas masih harus dipanasin lg. Salut sm quality controlnya.
BalasHapusIya Lulu,
HapusProsesnya panjang.
Padal itungannya masih kelas UKM.
Aku pun takjub.
Baru tau buah carica seperti ini. Sebelumnya pernah dapat oleh-oleh, tapi msih bingung sama jenis makanannya.. hahaa
BalasHapusAku pertama kali ketemu carica juga penasaran mbak.
HapusBertahun-tahun kemudian akhirnya dapat jawabannya.
Pas Ke Dieng tahun lalu kami belanja carica 18 bungkus wkwkwk yang perbungkusnya isi 10. Ini buah kesukaan banget keluargaku Ntang. Mirip pepaya ya pas ada di pohonnya gitu. Jadi rindu sama carica lagi nih. Kamu kok keren banget sih bisa berkunjung ke pabriknya. Pengen kapan-kaapan ikut.
BalasHapusWaw,,, cinta banget ya kamu sama carica ini.
HapusEh, kamu kalo mau ngintip tempat pengolahannya juga bisa kok.
Tempatnya di antara Dieng & Wonosobo, namanya Yuasa Food.
Belum pernah cobain jus carica. Seger pasti yaa...
BalasHapusSeger mbak.
HapusHasil penelitiannya, jus carica ini mengandung banyak vitamin A.
Manisan buah carica favorit banget, dulu pas ke Wonosobo Dinkesnya sama ibunya kita dikasih okeh-oleh, terus pas ke Dieng beli, suka banget pokoknya, walau banyak yang sama tetep enak asli Diengnya, kalau jusnya aku belum nyobain nih..
BalasHapusIya mbak, rasa carica itu emang khas kan ya.
HapusJus carica ini emang pengembangan produk, yang bikin ya Yuasa Food, di bawah merk Buavica.
Cuma ada di tokonya aja, sama dikirim ke luar negeri.
Wah, habis jalan-jalan ke sana, ya. Lumayan deket tuh rumahnya Pak Trisila ke rumah bapakku, palingan 10 menit motoran ��
BalasHapusWah,, dikomen sama tetangganya Pak Trisila nih.
HapusSalam ya mbak.
Wah jus carica keknya seger banget deh penasaran pengen nyoba
BalasHapusSeger mbak.
HapusPengembangan produk barunya buah carica nih
Suka banget sama carica, dulu temanku sering bawa Mbak. ternyata bikinnya lumayan lama juga ya hehehe
BalasHapusIya mbak, prosesnya nggak sembarangan.
HapusManisan Carica buatan Yuasa food jadi salah satu pilihan bagiku sebagai oleh2 dari Wonosobo. Btw, aku malah belum pernah ke pabriknya Yuasa...hehehe.
BalasHapusCobain mampir mbak.
HapusSeru.
Prosesnya ternyata sudah higienis ya. Aku suka oleh-oleh carica yang nggak terlalu manis. Kalau dimakan dingin dari kulkas segeerrr
BalasHapusAku juga nggak terlalu suka sama yang manis,
HapusSoalnya aku udah manis banget.
*kemudian digetok palanya.
Aku belum pernah nyobain oleh2 yang satu ini, Mbak. Pengen deh sekali-kali order di situs oleh2. Ngomong-ngomong soal lendir, kok dipakai buat jus tuh memang lendirnya banyak banget ya, Mbak? Terus tadi aku mikir, lendirnya apa nggak gatal ya?
BalasHapusLendirnya emang lumayan banyak mbak.
HapusSemacam selaputnya si biji.
Nah bijinya buah carica ini aja banyak.
Aku kemaren nyobain makan baik buah, biji, termasuk lendirnya, nggak gatel.
manisan carica sudah pernah makan, enak manis gitu. kalau yang jusnya malah belum pernah. boleh nih kapan-kapan nyibain
BalasHapusJus carica emang varian yang baru banget.
HapusDan setahuku cuma Yuasa Food dengan merk Buavica aja yang udah bikin.
Mungkin besok-besok ada yang ngikut bikin juga.
aku belum pernah nyobain nih, jadi kepo sama rasanya
BalasHapusSeger mbak.
HapusCarica-nya juga traveling kak dari Meksiko ke Dieng.
BalasHapusIyaaaa.
HapusTahu tuh, siapa yang bawa sampe ke belahan bumi yang lain itu.
Aku sering banget makan carica yang udah dijadikan manisan. Saking seringnya dapat dari teman yang juga produksi di rumahnya. Tapi kalo ke Wonosobo tetep aja beli untuk oleh-oleh tetangga, hahahaa
BalasHapusEnak yaaaa
HapusSaya pernah makan juga mbak.. berupa manisan dalam Jar gitu sih. Enak... Serasa makan buah Pepaya rasa apel 🤣
BalasHapusWah, istilah baru nih, pepaya rasa apel,
HapusSeger pula ya mbak.