Putus Asa di Singapura

Singapura selalu menyimpan cerita, kali ini cerita tentang betapa putus asa nya aku dan Nia untuk keluar dari Singapura, mulai dari cari taksi yang tak kunjung berhenti, cari bus, nyaris kehilangan waktu sehingga bisa ditinggal bus, dan kemungkinan untuk menginap di Singapura lagi dengan budget nyaris tidak ada.




Akhirnya hari-hari penuh perhitungan akibat perbedaan nilai tukar rupiah terhadap dolar Singapura yang signifikan akan segera berakhir. Malam ini kami bisa bergeser ke Genting, Malaysia dengan menumpang bus malam dari Golden Mile Tower dengan membayar 35 SGD. Jam keberangkatannya jam 11.30 malam, dan kami harus siap di Golden Mile Tower jam 11. Woke!

Malam itu kami balik lagi ke hostel di daerah Bugis untuk ambil backpack. Saat itu masih jam 9. Kami masih punya sekitar 2 jam untuk cari makan malam. Cari sana-sini, pilihannya balik lagi ke resto fast food. Ya sudahlah. Sekitar jam 10.30 kami keluar untuk cari taksi. Kenapa taksi? Kalau menurut info, Golden Mile Tower dan Bugis area itu letaknya berdekatan. Biaya taksi sekitar 5 SGD. Dengan backpack gede, rasanya males balik ke MRT, diperiksa tas gedenya sama petugas, mesti transfer line MRT lagi.

Kami dengan pede nangkring cantik di salah satu halte bus. Sekian menit berlalu, tidak ada tanda-tanda taksi kosong meluncur. Haishhh,,,. Kami pun mulai berpikir untuk pakai bus. Banyak jalur bus yang bisa membawa kami ke Golden Mile Tower. Sayangnya, kami nggak tahu arah Golden Mile Tower kemana. Kami juga nggak punya koneksi internet. Tapi ini kan Singapura. Kami pun bagi tugas. Kuncrit jagain taksi kosong, aku ke halte cari info bus apa yang melintas di halte itu. 

Ternyata dari sekian banyak bus, nggak ada yang ke arah Golden Mile Tower. Oia,, kita juga bisa tahu arah bus itu kemana ternyata. Kami harus cari arah Nicoll Highway yang sepertinya bersebrangan dengan halte tempat kami nunggu. Kami pun nyebrang dan jalan ke halte yang berlawanan. Tunggu,, tunggu,, tunggu,,. Taksi nggak ada, bus pun nggak ada. Jamnya udah nambah aja. Di sisi jalan lain, kami lihat banyak taksi kosong melintas. Kami pun mutusin buat pindah jalur.

Halte itu agak sepi. Kami cuma nemu satu mbak-mbak dan beberapa orang tua di ujung. Udah males cari-cari info bus di papan halte, kami pun nanya sama mbak-mbak itu. Si mbak diem aja dan cuma utak-atik hp. Taksi juga nggak kunjung datang. Huft,,. Ternyata si mbak lagi cariin info buat kami. Dan kami salah jalur lagi. Ini halte letaknya di jalur searah, dan kami di jalur dengan arah yang berlawanan dari Golden Mile Tower. Terpaksa kami harus jalan cari belokan, dan cari halte di sisi lain.

Pas lagi jalan cepat di belokan, nggak sengaja lihat bus melintas. Kami pun lari ngejar bus itu. Bus itu merupakan salah satu bus yang bisa bawa kami ke Golden Mile Tower. Sayangnya halte busnya nggak di pojokan. Ya udah kita lari ngejar bus. Tapi, busnya ninggalin  kami gitu aja. Huhuhuhu. Jamnya udah makin mepet aja. Di halte itu ternyata banyak yang nunggu taksi juga. Kami pun cari segala macam kesempatan, nanyain orang-orang yang nunggu taksi apa mereka searah dengan kita biar bisa barengan. Kalo sikonnya nggak mepet kayak gitu, aku nggak berani deh minta nebeng gini.

Beberapa menit nunggu taksi yang nggak mau berhenti, rasanya kami udah putus asa. Pikiran-pikiran kalo ketinggalan bus ke Genting mulai bermunculan. Kalo mesti nginep lagi di Singapura, rasa-rasanya udah males banget (*baca: nggak punya duit). Huhuhuhu. Tetiba ada bus datang. Kami pun lari lagi ke arah bus. Kali ini bisa masuk. Yes! Pas nanya sama sopirnya, "Are you going to Golden Mile Tower?" si sopir malah bengong. Haish. Ternyata itu bus jalan ke arah yang berlawanan, info ini didapat dari penumpang. Huhuhuhu. Kami mesti balik ke halte di arah yang lain.

Rasanya putus asa saat itu. Mau jalan kaki tapi nggak tahu arah. Mau balik ke MRT station tapi udah lari jauh banget dan kemungkinan waktunya nggak nyampe. Mau cara paling enak, pake taksi, taksinya nggak ada yang available. Huhuhuhu. Tapi justru di saat-saat putus asa gitu ada bus melintas. Kami langsung cegat dan nanya ke sopirnya "Are you going to Golden Mile Tower?", dan si sopir India itu menganggukan kepalanya. Fiuhhhh,,, satu masalah terlewati.

Si sopir baik hati menghentikan bus nya di halte Golden Mile Tower dan kasih tau kami kalo kami mesti berhenti disini. Katanya, Golden Mile Tower terletak di seberang. Thank you om sopir. Saat itu jam 11 lewat 5. Masih deg-degan karena belum konfirmasi. Yang bikin deg-degan lagi jalanan di deket halte itu sepi. Hanya tampak satu dua orang di kejauhan. Ini jalan raya yang gede banget dengan pembatas jalan. Gimana nyebrangnyaaaaa.

Oooh ternyata di ujung yang agak jauh ada jembatan penyebrangan. Ngos-ngosan lari-larian dari halte, naik jembatan, akhrinya lihat bangunan Golden Mile Tower dan bus-bus gedhe yang banyak. Yeay. Dengan keringat buanyak, akhirnya kami pun sampe. Konfirmasi. Naik bus deh. Yeay! Kami jadi juga ninggalin Singapura. Bye bye Singapore!

This is why I love traveling:
  • Ada banyak surprise tak terduga
  • Belajar untuk ambil keputusan dengan cepat dan memutuskan sesuai skala prioritas
  • Bertemu banyak orang dan berinteraksi dengan mereka
  • ....and a lot more
Dinilint
Thanks God I be traveler some time in my some life :D

Komentar

  1. Emang banyak bengat ya pelajaran yang didapat dari traveling, banyak ahal yang tak terduga terjadi kapan saja dan dimana saja sehingga bisa menjadi pengalaman bermanfaat untuk kedepannya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Thank you for reading and leaving comment :)

Postingan Populer