Plawangan Senaru, Negeri Di Atas Awan

Ending dari mendaki gunung adalah turun gunung. Tapiiii lain dengan Gunung Rinjani. Untuk bisa turun ke kaki gunungnya, kita wajib naik lagi, bercengkrama dengan gumpalan awan putih setinggi dada, kemudian dipersilakan untuk turun.


Puas leyeh-leyeh di pinggir Danau Segara Anak dan boleh mengecap nikmatnya berenang disana, saya dihadapkan kenyataan bahwa saya harus memanjat tebing-tebing tinggi di ujung sana. Untuk bisa menuruni Gunung Rinjani, kami harus naik lagi melewati bukit-bukit berbatu, menuju puncak Plawangan Senaru, baru kemudian turun dengan tenang melewati jalur hutan yang rimbun.




Berkali-kali aku harus mendongakkan kepala maksimal. Memandang di mana titik akhir pendakian demi turun gunung kali ini. Rinjani, selalu berkata, "Raihlah aku dahulu, karena bila memandangku, yang kau dapat adalah langit biru nan cerah".


Medan menuju Plawangan Senaru ini luar biasa. Tapi ketika capek tak tertahankan, istirahat, dan menengok ke belakang, pemandangan yang ditawarkannya juga luar biasa mempesona. Kembali Dewi Anjani berceloteh, "Nikmatilah aku selagi mampu. Kelilingi dulu Segara Anak, dan nikmati tiap sisinya."


Ini salah satu view sadis yang saya dapat akibat terengah-engah merangkak batu-batu besar di tebing-tebing Rinjani. Luar biasa.


Ini yang seringkali kami lakukan. Bahkan saya melempar tongkat saya ke atas, kemudian meminta kerja sama batu-batuan dan rumput untuk menjadi pegangan saya merangkak ke atas. Kemudian dari atas saya memberanikan diri melihat penampakan teman-teman. Semangat! 


Melongo,, Ini adalah reaksi saya ketika akhirnya berhasil melewati batu demi batu, jurang demi jurang, dan berhasil berada di puncak Plawangan Senaru. Sulit diceritakan. Tapi rasa itu, masih selalu mengingatkan. Terima kasih Tuhan.


Ada yang menyebutnya surga. Gumpalan awan putih setinggi dada dengan ilalang setinggi kepala. Saat itu pasangan Korea-Amerika tidak menyia-nyiakan keberadaannya di sana. Si pria melamar si wanita tepat di tempat yang bernama surga itu. *dreaming


Teman, kita sudah melalui puncak-puncak itu :)

@dinilint

Komentar

  1. hahhaha salah siapa naik lewat senaru.... naiknya lewat sembalun.. jadi jalannya ga naik turun

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku naek lewat sembalun kok. tapi tetep aja,, dari segara anak ke senaru itu jalanannya gokilllll

      Hapus

Posting Komentar

Thank you for reading and leaving comment :)

Postingan Populer