Travel Hack: Layanan Pijat dari GoLife

Thank God there's Gojek app, aplikasi super yang membuat hidup jadi jauh lebih mudah, praktis, dan mungkin!


Ngomongin tentang Gojek, aku selalu ingat kalimat perpisahan seorang teman dari Eropa yang pernah tinggal sekitar 3 bulan di Indonesia, yang berbunyi,
"I can't imagine life without Gojek."
It just a simple sentence but it's true! Sejak Gojek masuk ke kehidupan umat manusia di Indonesia, semuanya jadi serba mudah, praktis, dan sederhana. Kemudahan dimulai dari proses mendapatkan penyedia jasa transportasi yang praktis dan harga pasti yang bersahabat. Kemudahan berlanjut dalam hal punya kurir pribadi untuk mengantar makanan dan belanjaan ke rumah, sistem pembayaran praktis yang bikin males bawa dompet berisi uang cash, dan sekarang merambah ke asisten bersih-bersih rumah yang siap setiap saat dan tukang pijat yang bisa dipanggil kapan aja ke rumah.

Gojek, aplikasi luar biasa ini bertransformasi dari penyedia jasa transportasi terpercaya menjadi super app. Bahkan Gojek sekarang punya banyak fitur dan layanan, termasuk aplikasi GoLife, yang dalam belakangan berhasil membuat hidupku jauh lebih nyaman.

Aku pun memasukkan GoLife ke dalam kategori travel hack di www.dinilint.com karena sangat membantu proses travellingku. Kok bisa?



Oke, mari bercerita dari awal.

"Be carefull with what you wish for."


Pernah dengar kan tentang potongan kalimat ini? Kalimat yang memperingatkan kamu untuk hati-hati dengan keinginanmu, karena suatu hari semua keinginanmu bisa jadi nyata.

Dulu sih aku sebodo amat dengan kata-kata ini. Pengen sih pengen aja, toh belum tentu juga kejadian. Seiring waktu berjalan, ternyata keinginan-keinginanku pelan-pelan terwujud. Perlahan tapi pasti.

Salah satu keinginanku sejak kecil adalah mengisi hidup dengan travelling, melakukan perjalan, bertemu banyak orang dengan latar belakang beragam dan berbagi cerita tentang perjalanan itu sendiri.

Perjalanan dan dokumentasi perjalanan


Sejak punya uang sendiri, aku berusaha untuk travelling. Aku suka proses menjelajah tempat baru, bertemu orang-orang random di perjalanan, dan proses perjalanan itu sendiri.

Aku pun berusaha mendokumentasikan proses perjalananku ini. Blog ini adalah salah satu bentuk dokumentasi perjalananku.

Ternyata lewat dokumentasi perjalananku -menulis di blog, berbagi cerita di media sosial, membuat video blog pendek,- membuat beberapa jalan untuk perjalanan selanjutnya terbuka. Aku lupa sejak kapan, tapi rasa-rasanya akhir-akhir ini hidupku berisi agenda jalan-jalan, jalan-jalan, dan jalan-jalan.

My wish came true!

6 kota, 3 provinsi, perjalanan darat, laut, dan udara


Keinginan sedari dulu pelan-pelan terwujud. Rasanya luar biasa. Bahkan kadang suka bertanya-tanya, kok bisa?

Tapi sayangnya, punya rutinitas travelling butuh konsekuensi lainnya.

Ketika aku menoleh ke belakang, tepatnya sekitar dua bulan belakangan, aku baru sadar ternyata agenda perjalananku lumayan padat. Selama dua bulan ke belakang aku travelling ke 6 kota, 3 provinsi, dan mengarungi jalan darat, laut, dan udara.





  • Perjalanan ke Lampung, khususnya ke Kabupaten Tanggamus dalam rangka ikut rangkaian Tour d'Semaka. Mengunjungi kota kelahiran dan mengenal Kabupaten Tanggamus yang namanya masih terasa asing di telinga. Aku pun mendapat pengalaman baru yang berharga di sana.



  • Perjalanan ke Pekalongan. Kalau yang ini untuk melayat kerabat yang meninggal. Tapi, di sela-sela layatan dan silaturahmi dengan kerabat, terselip agenda mencicip limun yang sudah ada sejak dulu, Limun Oriental, yang jadi salah satu trade mark Kota Pekalongan,


  • Perjalanan ke Temanggung bersama teman-teman kesayangan. Kelewat nyaman sampe males menjalani itinerary di salah satu penginapan eksotik penuh tanaman bunga-bunga yang sangat berkesan. Main ke Pasar Papringan dan makan makanan tradisional sampai kekenyangan,



  • Perjalanan ke Bandung yang terjadi tanpa rencana. Meski kilat, tapi sungguh berkesan. Seharian bisa menjelajah delapan tempat makan, dan bikin pegel rahang karena ngakak berkepanjangan.







"Kak, kamu jadi ke Bandung nggak? Aku udah di kereta nih." "Lho, kupikir nggak jadi. Ya udah aku cari tiket kereta deh." "Aku aja baru beli tiket kemarin. Hehe. See you in few hours di Bandung yaaa." • Long short story, aku dari Semarang, @olipe_oile dari Puertorico, & @turissendaljepit dari Jakarta berkumpul deh di Bandung. • Sengaja pilih toko jus buah di pojokan jalan Gempol ini untuk bikin konten. Kami udah ngincer spot asik ini dari pertama kali lihat toko sederhana bernuansa putih ini di balik jendela taksol, & langsung jatuh hati. • Selain tempatnya menarik, jusnya juga seger & enak. Di sekitaran jalan Gempol ini juga betebaran kuliner enak yang lagi2 bisa buat modal konten. Sungguh trip yang menyenangkan juga mengenyangkan. • Kami masih punya rencana untuk main-main ke Pekalongan, Tegal, Wonosobo, Jogja. Next time ngajakin @malesmandi juga ah. Kalo trip singkat & dekat kami pilih jadi #TimRansel • Masalah nginep di mana bisa pake promo #seribusatumalampertama dari @bookinglokal aja. #gampangkan • 📷: @olipe_oile 📹: me Music: Pixel Swing URL: https://icons8.com/music/
Sebuah kiriman dibagikan oleh Sprinkle Stardust (@dinilint) pada


  • Kembali lagi ke Jogja dengan misi mengantar Bude yang ikut meditasi sehari di suatu sudut Jogja. Sementara Bude meditasi, aku, adek, dan ibu melipir ke tempat-tempat makan (iya, tempat makan lagi) di Jogja yang ternyata punya bonus visual yang menyenangkan.



Kemewahan tidur panjang yang sulit didapatkan


Menjalani perjalanan demi perjalanan jadi salah satu bagian dari mimpiku, baik di masa lalu maupun di masa sekarang. Namun belakangan aku merasa badanku protes perlahan. Suatu bentuk konsekuensi dari rutinitas pejalan, fisikku mulai merasa capek berkepanjangan. Belum selesai istirahat dan memulihkan energi, acara bepergian datang lagi.

Sayangnya, kemewahan tidur panjang sepanjang hari -hal yang aku lakukan untuk memulihkan energi setelah bepergian-, yang dulu sering aku lakukan setelah melakukan perjalanan, sudah sulit aku dapatkan.

Padahal, aku masih punya beberapa agenda perjalanan. Kegiatan yang tentu saja butuh fisik prima dan energi ekstra.

Di sisi lain, badanku mulai meronta, minta rehat. Kalau sudah begini, aku yang masih sangat terpengaruh oleh mood, mulai kehilangan rasa untuk melakukan kegiatan kreatif. Akibatnya proses pendokumentasian perjalanan -menulis blog, edit video, dan edit foto- terhambat.

Badanku butuh bantuan


Aku tahu badanku butuh penyegaran. Sedikit pijatan supaya relaks sepertinya menyenangkan. Aku pun mulai menjadwalkan untuk cari waktu supaya bisa datang ke spa, tentu saja untuk pijat dan sedikit bermanja-manja.

Lagi-lagi, aku kesulitan cari waktu. Hal-hal semacam
  • jam buka spa yang sesuai jam buka kantor, 
  • perlu reservasi untuk pijat di spa, padahal kadang ada jadwal (pekerjaan) dadakan yang tidak bisa ditolak
  • waktu tempuh dari rumah ke spa yang lumayan makan waktu, lebih baik dimanfaatkan untuk produksi konten,
  • cuaca panas yang bikin males banget keluar rumah.

Inti dari semuanya itu adalah mager, males bergerak. Padahal badan sudah benar-benar butuh pertolongan, mood sudah kacau balau, atmosfer kreatif malas berkembang. Duh.

Penyelamat itu bernama GoMassage dari GoLife


Lalu aku pun baru sadar kalau ada aplikasi super bernama GoLife. Well, GoLife punya GoMassage, layanan pijat yang bisa datang ke rumah. Hal-hal semacam mager di rumah, nggak mau kepanasan di jalanan menuju spa, sampe waktu yang terbatas bisa teratasi melalui GoMassage.

Aku pun mencoba layanan GoMassage. Berhubung pekerjaan rutinku berlangsung di sore hingga malam hari, aku memilih untuk pesan GoMassage di pagi hari. Begitu bangun tidur, buka app GoLife, pesan GoMassage untuk jam 8 pagi.



Pilihan pijit di GoMassage ternyata banyak dan lumayan komplit, ada body rejuvination, reflexology, hingga beauty massage. Waktu pijatnya juga sangat fleksibel, mulai dari 30 menit dengan harga mulai dari Rp. 40,000.

Aku pilih layanan body massage + scrub selama 90 menit. Sambil mengembalikan energi melalu pijat badan, sekalian merawat kulit tubuh dengan scrub.

Sama seperti menggunakan app Gojek, aku bisa chat dengan terapis pilihan dari GoLife.

Pengalaman menggunakan layanan GoMassage


Ibu Raminah, terapis pijatku datang sesuai waktu yang dijanjikan. Beliau membawa peralatan spa seperti kain untuk alas tempat tidur, minyak untuk pijat, dan scrub.


Ibu Raminah sendiri ramah dan tahu porsi kapan dia harus berbicara dan tidak. Ini hal penting dan sensitif buat aku yang suka males terlalu banyak basa-basi dengan terapis. Kadang ada beberapa terapis yang suka kepo dengan kehidupan pribadi customer, tapi partner GoLife ini tahu porsi basa-basinya.

Pijatan Ibu Raminah juga juara. Dia memijat tiap bagian tubuhku dengan kekuatan yang pas, nggak terlalu lembek, tapi juga nggak terlalu kasar. Proses pijatan yang pas membuat aliran darah lancar dan otot rileks.


Setelah beres memijat mulai dari kaki, punggung, tangan, bahu, hingga kepala, Ibu Raminah melakukan scrubbing di seluruh tubuhku. Bahkan di bagian ketiak juga di scrub. Rasanya seluruh kotoran termasuk dosa-dosaku luruh bersama scrub wanginya si ibu. Tepat 90 menit kemudian si ibu menyelesaikan tugasnya memijat tubuhku.

Aku sendiri puas dan senang. Badan rasanya fresh lagi. Aku nggak perlu pergi-pergi, cukup tiduran di tempat tidur sendiri, dan terapis pijat sudah membantu mood baikku kembali.

Kalau diringkas, kira-kira begini review GoMassage versi aku:



Mendapatkan pijatan ini semacam re-charge energi. Energi kreatifku mengalir lagi, ide-ide datang kembali, dan eksekusi berjalan dengan rapi.

Aku kembali melakukan perjalanan, membuat konten-konten kreatif baru, dan menikmati setiap prosesnya dengan happy.

Paginya recharge energi, sorenya mulai eksplorasi lagi.
I am happy

So, can you imagine your life without Gojek, atau dalam hal ini GoLife?
Bisa sih. Terbayang kehidupan di masa sebelum gojek dan GoLife ada. Lebih ribet. Tentu saja aku memilih aplikasi super ini ada di hidupku. Terima kasih Gojek dan GoLife. You are awesome.

Kalau menurutmu gimana?

Dinilint

Komentar

  1. Lintaangg jalan2 teross hihihi... Aku penasaran sama kafe putiu yg di daerah Gempol itu apa namanya..jualan healthy food yaak

    BalasHapus
  2. Waw, jd pingin nyobain go massage nih.enak y g usah keluar rmh

    BalasHapus
  3. go life juga cocok ya buat ibu yang nggak bisa ninggalin balita, tinggal pesan, tunggu di rumah dan dateng deh, anak bisa main di rumah juga

    BalasHapus
  4. Setuju banget Lint, what will life be without Gojek ibaratnya ya ;) Sembarang-sembarang terasa mudah karena kita bisa meringankan beban hidup dengan bantuan aplikasi ini.

    Pas lagi capek-capeknya tuh biasanya mager mau jalan ke spa. Nah, cucok banget pesan GoMassage ini. Rasa mager termanja, namun solusi untuk badan pegel telah tersedia. Meh opo meneh jal? ;)

    BalasHapus
  5. Setujuuuuu... Gojek memang sangaaaat membantu. Pingin nyoba juga yg golife ini tp blm masuk ke kota kecilku rupanya..hihi..

    BalasHapus
  6. Aplikasi kesayangan banget deh gojek nih. Dari mulai anter jemput ke kampus sampe urusan pijet pun terpenuhi. Cinta banget deh ama gojek

    BalasHapus
  7. Pernah sekali pakai jasa terapis go massage dan ketagihan. Beneran profesional. Mau lagi...

    BalasHapus
  8. Peluruh dosaaa...wkwkwkwk.

    Duh, semoga segera sampai juga layanan ini di kotaku. Bakalan enyah dah tuh pegal-pegal di badan dan dan otak (eh) :))

    BalasHapus
  9. Uwuw ... Lintang muter mulu kayak gangsing. Makanya capek and pegel gitu ya? Worthed nggak dengan biaya yang dikeluarin?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Worthed mbak.
      Malah lebih murah dibanding jalan ke spa. Ya mungkin karena nggak pake sewa tempat. Aku si senang, nggak perlu keluar rumah. Hehehe

      Hapus
  10. Ratu jalan jalan dan seseruan memamg ini mah..sukaaaa. untung ada go massage ya. Jadi tetap segar lagi setelah capek

    BalasHapus
  11. Bener sejak ada Gojek gak perlu cemas traveling di kota manapun. Mereka selalu bisa diandalkan. Duh jadi pengen pesen pijet di GoLife.

    BalasHapus

Posting Komentar

Thank you for reading and leaving comment :)

Postingan Populer