Ke Jepang Saat Winter,,, Not Really Good Decision

Mantel tebal berbulu yang cantik. Boot selutut yang gaya. Salju yang putih dan dingin. Itu yang ada di kepala saya ketika merencanakan #wintertrip. Tapi yang sesungguhnya terjadi adalah,,,,


Tepat pukul 22.30 waktu Tokyo pesawat landing dengan sempurna [ini adalah landing terbaik yang pernah saya nikmati, mengalahkan landing mulus pilot asal Prancis di bandara kecil di Meulaboh yang memegang rekor landing mulus ala saya. You are the best Air Asia], tepat sesuai jadwal. Suhu di luar dikabarkan 4 derajat celcius. Cukup dingin.


Saya yang saat itu hanya mengenakan tank top + blazer + celana jeans berharap agar suhu dingin di luar tidak merambat masuk ke bangunan bandara untuk low budget airlines. Sambutan di bagian imigrasi ternyata hangat. Petugas memberi senyuman ramah dan mengatur antrian sedemikian rupa sehingga saya hanya perlu berdiri mengular sekitar 15 menit.

Saya mulai merasakan 'dingin'nya orang Jepang ketika wawancara dengan petugas imigrasi. Intinya saya diperingatkan bahwa visa saya berlaku hanya untuk 15 hari. Sedangkan rencana saya tinggal di Jepang adalah 13 hari. Jangan melebihi visa [tentu saja hal ini tidak akan terjadi. saya berjanji saya akan mendapatkan pesawat saya tepat pada waktunya, tidak seperti dulu saat saya ketinggalan pesawat di Vietnam dan Thailand].

Keluar dari imigrasi, saya mencari-cari tulisan Haneda. Niatnya untuk berfoto, membuktikan kalau saya benar-benar menginjakkan kaki di Bandara Haneda, Tokyo. Hihihihi. Selain itu saya juga niat untuk menemukan sahabat saya yang pasti akan menyambut saya dengan hangat, terutama jaket hangatnya :P.

Ternyata saya malah menemukan penjemput yang jumlahnya sedikit untuk jemputan mancanegara, dan tulisan exit. Saya bahkan tidak menemukan telpon umum untuk melakukan panggilan telpon ke sobat saya ini. Apakah saya berani nekat keluar dengan jaket Indonesia? 

Ternyata sobat saya ini masih doyan jahil. Sempat-sempatnya dia ngumpet dari pandangan saya. Tapi,, tetep seneng deh ketemu kamu Hap!

Sekarang saatnya menikmati udara Tokyo yang 4 derajat.

Beli tiket kereta [dengan agak tergesa-gesa]. Menunggu kereta [di stasiun belum berasa dingin banget. Udah pake jaket tebel punya Hap bikinan Jepang]. Naik dalam kereta [kepanasan dalam jaket tebel]. Transit [stasiun masih agak anget. geret2 koper. lari2an cari line yang bener. kejar2an sama kereta]. Masuk dalam kereta [dan kembali kepanasan. tambah kepanasan ketika banyak orang berdesakan masuk dalam kereta di Shinjuku. oh,, ternyata kereta terakhir]. Keluar di Stasiun Ogikubo. Nah,,, di sini mulai berasa agak dingin. Tapi terus dinginnya tergantikan sama penghangat taksi yang membawa kami ke asrama nya si Hap. Masuk ke dalam asrama hangat lagi deh.

Meskipun sambutan hari pertama kedatangan di Tokyo cukup hangat, ternyata itu hanya tipu muslihat si Tokyo untuk menyambut kami saja. Hari berikutnya,,,

Ketika kami bermain-main di Disneyland dan Disney Sea, mulai terasa udara dingin dan angin dingin. Ditambah lagi hari hujan. Berdiri di bawah payung saat hujan di musim dingin dengan angin yang berhembus ternyata bikin masuk angin. Not recommended.

Ketika jalan-jalan di Mitaka, rasanya ini hari cerah musim dingin. Matahari bersinar terang. Tidak ada hujan. Tapi angin yang datang hari itu,, cukup bikin merinding.

Dan yang menyiksa adalah saat kami pulang malam-malam, bus malam sudah tidak beroperasi [paling malam jam 23], sayang banget bayar taksi yang kelewat mahal [masuk pertama 790yen], jalan kaki malam2, angin kencang, seluruh tubuh kedinginan.

Terus yang paling nggak asik, ketika badan udah kedinginan, terus masuk ke dalam gedung untuk mendapat kehangatan, lama kelamaan malah merasa kepanasan. Keluar lagi malah kedinginan. Kondisi panas dingin begini bikin badan drop.


Gimana?? Masih mau ke Jepang pas winter? Saya kalo diajakin lagi mau sih :p
Dinilint

Komentar

Postingan Populer