Drama Trip Karimunjawa November 2021

Sama seperti kehidupan normal, perjalanan juga kadang diwarnai dengan drama. Trip yang aku jalani pun nggak lepas dari drama. Trip Karimunjawa bulan November 2021 penuh dengan drama tiap hari, mulai dari sebelum trip hingga hari-hari saat trip.


travel blog dinilint.com


Drama memanglah masalah, tapi kalo bisa menemukan solusi berasa naik kelas, dan pastinya muncul rasa happy.


Gagal ke Karimunjawa

Trip Karimunjawa 2021 ini sebenarnya terancam gagal. Trip ini seharusnya berlangsung di Bulan Oktober. Tapi karena ada kepentingan yang lebih mendesak jadi trip di Bulan Oktober gagal dan mundur ke Bulan November.

Karena melaut di Bulan November, kami sempat deg-degan dengan cuaca. Apalagi belakangan cuaca di darat tidak menentu, bagaimana dengan cuaca di laut. Resiko cuaca yang tidak bersahabat bisa mengakibatkan kami terjebak di pulau karena tidak ada kapal yang melaut. Hmmmm.

Cuaca boleh nggak jelas, tapi kami usaha untuk cari info sebanyak mungkin cuaca di Karimunjawa. Kami mengumpulakn informasi dari penduduk lokal, orang yang barusaan main ke Karimunjawa, dan media sosial pihak tekait.


Patokannya begini:
Akhir Juli - Awal September = angin timur
Akhir November - akhir Januari = angin barat
Bulan aman: Maret, April, Mei, Juni, Oktober


Jadilah kami memutuskan untuk berangkat di awal November. 

Nyatanya, cuaca sungguh bersahabat untuk kami melakukan trip ke Karimunjawa di awal November. Cuaca saat perjalanan menyebrang, baik berangkat maupun pulang, cerah dan ombak cenderung tenang. Cuaca saat di Pulau Karimunjawa cerah, meski sempat dapat hujan gerimis.


Ditolak pihak hostel

Kami menyebrang ke Karimunjawa menggunakan Kapal Ferry Siginjai dari Pelabuhan Kartini Jepara. Perjalanan memakan waktu 5 jam. Kami berangkat jam 7 pagi dari Jepara dan sampai di Karimunjawa jam 12 siang.

Saat kami tiba di Karimunjawa siang itu cuacanya cerah, udara segar karena Karimunjawa baru saja diguyur hujan, tapi cenderung panas. Bayangan kami saat itu kami akan tiba di hostel, berharap bisa leyeh-leyeh, lalu makan siang enak.

Eh pas sampai hostel, si mbak hostel menyambut kami dengan kalimat, "Mbak, kamar yang mbak pesan nggak tersedia. Booking(dot)com-nya eror."

Kami pun cuma bisa diam. Diam antara laper, kepanasan, sama ngantuk jadi nggak bisa mikir. 


Mikir dalam kondisi laper dan ngantuk itu berat.


Kami menunggu di common room hostel yang merupakan joglo dengan pohon besar dan ada dapur besar. Saat kami menunggu di common room ada mas-mas yang lagi masak pesanan customer. Bau masakannya wangi dan bikin tambah lapar.


bangunan joglo di karimunjawa
Common room tempat kita nunggu drama kamar hostel


Eh, pas aku tanya menu ke mas-nya, berharap bisa pesen makanan enak di situ jadi nggak perlu keluar hostel dan berpanas-panasan di Karimunjawa, jawabannya adalah, 


"Maaf mbak, kita sudah close order."


Jawaban begini muncul jam 12 siang, saat jam makan siang, dan sialnya lagi saat kami kelaparan. Sungguh kejadian yang menguras emosi.

Meski begitu kami selow menghadapi ini semua. Percuma juga buang energi untuk emosi, malah tambah lapar kannn. 

Di sini aku bangga dengan diriku yang bisa kontrol emosi. Aku bahagia ngetrip sama dua temanku yang menghadapi drama dengan tenang.

Setelah diskusi dengan si mbak hostel, akhirnya kami sepakat untuk menunggu pihak hostel membersihkan kamar kami. Kamar kami akan siap sekitar jam 4 sore. 

Sambil menunggu waktu check ini, kami menitipkan barang di hostel dan pergi cari makan siang. Kami menemukan warung dengan desain menarik, khas warung pinggir pantai yang modern dengan dominasi warna putih di depan SPBU Karimunjawa.

Menu di warung ini banyak, harga murah, dan ternyata rasanya enak. Aku sampai pesan dua porsi; pempek dan ayam kremes. Senang.


Demi sunset di pantai sepi ...

Drama hari pertama belum habis. Sore itu kami memutuskan untuk main ke Sunset Beach lewat jalan darat. Kami bertiga bawa satu motor dari Jawa dan sewa satu motor untuk tur darat ini.

Jalanan di Karimunjawa sudah beraspal mulus. Kontur jalannya naik turun dan berkelok-kelok. Sayangnya akses jalan untuk menuju Sunset Beach harus melewati hutan dan kontur jalannya berbatu.

Kami sempat salah belok dan Mbak Eny bablas nembus jalan berbatu dengan turunan curam. Saat itu aku sedang duduk di boncengan motornya Vega dan motor kami berhenti karena melihat jalanan yang curam dan berbatu.

Mungkin pas melewati turunan curam, Mbak Eny nggak mikir gimana cara naikin motor di jalan berbatu begitu.

Mbak Eny pun teriak dari bawah untuk stop dan berusaha putar balik untuk naik ke atas. Di tengah jalan, motornya stop karena nggak bisa lanjut.  Batu-batu di jalanan bikin motornya stuck, naik susah, turun pun nggak bisa.

Aku dan Vega pun turun jalan kaki ke bawah dan dorong motor. 


(((dorong motor)))


Biasanya kalo di saat genting begini suka ada penduduk lokal yang nongol kan. Nah hari itu kok ya nggak ketemu orang. Mungkin karena lokasi kami di hutan ya.

Ya udah, kami cewek-cewek betiga berusaha membuat satu motor kembali naik ke atas dengan selamat. Ternyata kami menyimpan potensi untuk mampu dorong-dorong motor di jalanan berbatu. :D

Kami berhasil membawa motor kembali ke jalan yang benar. Jalur yang benar juga sama-sama berbatu, tapi bukan jalanan dengan turunan curam seperti sebelumnya.

Kami masih lanjut jalan kaki dan menemukan Sunset Beach yang luar biasa indah; pantai bersih, pasir putih, ombak tenang, dan sunset warna jingga yang indah. Reward yang asik ^^


Serangan mencret

Hari ini seharusnya kami ikut tur laut, island hoping, main air, snorkeling. Sayangnya sepanjang malam Mbak Eny dapat serangan mencret. Rencana untuk tur laut hari ini pun dipertimbangkan kembali.

Sebenernya Mbak Eny menyarankan supaya aku dan Vega aja yang tur laut dan dia pilih ditinggal di hostel untuk pemulihan. She is ok with that dan dia merasa nggak rugi mengingat dia udah sering ke Karimunjawa,  tapi Vega dan aku merasa tidak nyaman ninggalin Mbak Eny. 

Ternyata Vega juga kena serangan mencret jam 3 pagi. Kami pun merunut makanan apa yang kami makan hari sebelumnya. Tapi anehnya, aku nggak kena serangan mencret meski hari kemarin kami bertiga makan makanan yang sama persis. Hmmmm.

Akhirnya kami ganti jadwal tur laut dengan tur darat. Tur darat berarti kami akan naik motor menjelajah pulau untuk main ke pantai. Tur darat akan dimulai nanti kalau kondisi tubuh Mbak Eny dan Vega udah lebih baik.

Gantinya kami memanfaatkan rooftop hostel yang luas, cantik, dan punya pemandangan langsung ke arah laut. Hostel kami terletak di bukit, jadi pemandangan ke laut sangat lapang.


rooftop hostel big K karimunjawa
Rooftop hostel tempat kami leyeh-leyeh


Pagi itu cuaca cerah, matahari lagi hangat-hangatnya, dan cuma kami bertiga yang memanfaatkan rooftop. Akibatnya kami bikin 2 video joget-joget ala tiktok. Sungguh kami kaya anak remaja alay, tapi ternyata joged-joged 13 detik itu bikin senang :D.

Btw, kelihatannya jogednya 15 detik, tapi untuk mendapatkan 15 detik terbaik, perlu belasan kali take 15 detik sebelumnya. Lumayan buat olah raga :P.

Oh ya, kami juga berhasil tur darat yang dimulai sekitar jam 3 sore. Kali ini lokasi pantai-nya dekat dengan kampung dan jalanannya lebih bersahabat, tapi lokasinya lebih jauh. Bonusnya ada penjual kelapa dan cuma ada kami bertiga di pantai. Berasa punya private beach.


Jadwal molor

Hari ini adalah hari tur laut. Berhubung Karimunjawa sedang sepi dan hari ini adalah hari Senin, kami kesulitan mendapatkan barengan untuk tur laut. Ya sudah, kami pilih private tour.

Eh sudah oke mau private tour, sudah deal harga, mas-nya hilang kontak. Akibatnya rencana berubah, dari rencana awal mau melaut jam 9 mundur sampe jam 11.

Kecewa? Aku sih nggak. Aku jadi punya waktu untuk leyeh-leyeh di pinggir laut sambil tidur. Hari ini aku bangun jam 4 pagi (padahal biasanya bangun jam 6) demi menyambut matahari terbit. Untuk membayar hutang kurang tidur ini aku bisa memanfaatkan waktu tunggu dari jam 9 sampai jam 11, jadi aku punya cukup energi untuk melaut.

Tur privat begini menyenangkan. Kami bebas mengatur destinasi sesuka kami. Kami snorkeling cukup lama, main sama aneka jenis ikan hias, puas keliling lihat karang di bawah sana, dan Vega bisa belajar nyelam. Kalo aku pilih snorkeling dan berenang aja karena lagi nggak mood dicemplungin ke laut dalam buat nyelam.

Aku sendiri baru menikmati pake snorkeling mask yang menutup seluruh muka. Selama ini aku kebanyakan panik ketika airnya masuk ke dalam mask dan menyentuh mulut. Padahal ternyata solusinya cuma naik sebentar ke permukaan dan membiarkan air keluar dari lubang dekat hidung.

Thank God, karena kami tur privat, kami punya waktu yang fleksibel. Aku sendiri jadi bisa punya lebih banyak waktu untuk discover diri sendiri dan menemukan makna bahwa


panic gets you nothing


Tur laut kami ditutup dengan senja super cantik di pulau ujung. Aku juga sempat berenang di air lautnya yang berwarna tosca sambil ditemani pasukan ikan. Senang.


sunset in kura-kura resort karimunjawa
Bonus: sunset cakep dari pulau ujung


Kirim bening keling 3

Ini adalah hari terakhir kami di Karimunjawa. Kami akan pulang naik Kapal Ferry Siginjai jam 7 pagi.

Malamnya, kami pilih menginap di penginapan dekat pelabuhan.

Penginapan kami nyaman, dengan pemandangan langsung ke laut dari kamar.

Saking nyamannya, kami lupa waktu. Tahu-tahu bel kapal penanda kapal akan berangkat sudah berbunyi.

Kami pun segera packing, bungkus sarapan, dan berangkat ke Pelabuhan.

Thank God kami bawa satu motor, jadi kami bisa boncengan bertiga ke pelabuhan. Aku nggak kebayang kalau kami mesti lari-larian dari hostel ke pelabuhan.

Sampai di pelabuhan, kapal masih ada. Kami masih bisa beli tiket. Thank God

Lucunya, petugas pelabuhan berbicara di HT, "Ini saya kirim motor satu dan bening tiga.".

Aku ngakak denger 'bening'. Mungkin yang dimaksud bapak petugas 'keling' kali ya. Wong aku gosong begini sampe keling. Ahahaha.

Untuk yang nggak paham artinya keling, keling itu hitam keling. Saking hitamnya sampai mengkilat dan disebut keling.


Perjalanan 5 jam naik ferry

Perjalanan pulang 5 jam ini pun nggak berasa. Kalau di perjalanan berangkat kami kebanyakan tidur, di perjalanan pulang kami kebanyakan ngakak. Ngakak mengingat drama-drama selama trip, dan ngakak juga dengan segala respon kami sehingga semua drama-drama ini bisa kami ketawakan bersama di ujung perjalanan, dan pastinya di masa mendatang. 

Kebetulan juga kami bertiga barusan selesai nonton drakor Hometown Chachacha, yang menceritakan tentang Chief Hong si serba bisa yang tinggal di desa pelabuhan.

Sebagai cewek-cewek yang masih terlena cerita drama, saat di Karimunjawa kami pun berharap di sana ada sosok seperti Chief Hong yang serba bisa dan good looking.

Di malam terakhir kami sempat makan croissant dan ice cream enak homemade di satu toko bakery dengan desain menarik. 


croissant kalinda bakery karimunjawa
Croissant enak di Karimunjawa


Malam sebelumnya toko bakery ini tutup. Eh ternyata yang mengelola lagi diving sehingga toko ini tutup.

Eh kalo dirunut, mas yang mengelola toko bakery ini kok mirip Chief Hong. Dia bikin roti sendiri, bikin es krim sendiri, di cafe sebelah juga ada sabun homemade, apakah mas yang sama juga yang bikin sabun homemade itu. Hmmmm. Si mas juga libur sesuka hati mirip Chief Hong, kalo si mas libur buat diving, Chief Hong libur buat surfing.

Apakah manusia sejenis Chief Hong nggak cuma ada di drama,, tapi ada juga di kehidupan nyata. Membahas peristiwa ini bisa bikin kami ngakak-ngakak bahagia sepanjang perjalanan 5 jam kembali ke Pulau Jawa.

Kesimpulan aku dari trip Karimunjawa 2021 bersama Mbak Eny dan Vega adalah


Drama ini bisa jadi masalah atau malah jadi cerita manis buat diceritakan di kemudian hari


Kalau aku pilih menghadapi drama (masalah) dengan tenang, fokus ke solusi, dan pada akhirnya membuat drama-drama trip dan juga drama kehidupan jadi cerita manis untuk dikenang juga dibagikan.

happiness is witthin ourselves


Terima kasih sudah membaca drama perjalananku kali ini. Have a great day!

Dinilint

Komentar

  1. Hola mba Dinilint, seru banget baca-baca cerita perjalanannya, dan ikutan dugeun-dugeun baca dramanya. Thankfully, mba bisa melewati itu semua tetap dengan kepala dingin plus hati senang. Hingga akhirnya tercipta tulisan menarik seperti di atas. Indeed peran travelmate sangat penting yah mba, salut dengan mba dan teman-teman begitu kompak 😆

    Ditunggu cerita-cerita seru lainnya, mba~! 😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thank you mbak Eno,, seperti biasa komen mbak Eno selalu menyenangkan :D

      Well travelmate emang sangat berpengaruh saat liburan. Bagaimana kita merespon apa yang terjadi saat perjalanan juga berpengaruh. Intinya dari kitanya sendiri mesti tenang dan yakin semua cerita pasti indah dan seru.

      Hapus
  2. aku bacanya mesem mesem, mba din bisa ngatasi masalah tanpa hambatan, cieehh bahasaku hahaha
    dibawa tenang, kalem, cool, daripada stress mikirin kamar yang belum ready dan sistem eror
    dan jalan sama temen yang menyenangkan tentunya bikin hari hari waktu ngetrip tambah hepi

    aku penasaran sama chief Hong versi karimun :D

    jadi kangen karimun
    tapi kalau kesana memang ketar ketir sama ombak, dulu aku terancam ga bisa balik ke semarang, gara gara tiket misscom sama pihak pelabuhan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asek asek,, emang segala sesuatu kalo dibawa happy ya jadinya happy,, ya meski bukan keterampilan yang gampang nih bikin segala sesuatu jadi happy, apalagi kalo pas lagi in the middle of drama. Ahahaha.

      Pssst,,, sejujurnya aku nggak inget mukanya Chief Hong lokalan,, tapi inget rasa croissant sama es krimnya yang enak. Trus inget pas malam-malam lewat mau mampir, tokonya tutup dengan semena-mena, eh ternyata yang punya lagi diving.

      Hapus
  3. ini salahsatu destinasi impian saya, keterlaluan juga saya sih, 9 tahun sekolah di P. Jawa ga sempet2 jalan2 ke situ :)) salam kenal lg btw, dan ijin masukin blognya ke feedly ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin setelah nggak di pulau jawa malah kesampaian buat jalan-jalan ke sana mas :D

      Makasih ya.

      Hapus
  4. Kalo kata traveler lain, belum dapat masalah saat traveling, belum afdol mba 😁😄. Dan masalah yg muncul begini, kadang jadi penentu apakah kita naik kelas, atau menentukan juga tipe travelmate kita seperti apa. Ada kan temen traveling yg jadi super duper nyebelin saat ketemu masalah. Aku ga bakal mau jalan lagi Ama orng yg begitu soalnya.

    Itu mas2 yg masak dan bilang udh close order jam 12 siang, agak bikin ngakak yaaa. Jam 12 siang close order, emang jam lunch di sana jam berapeeee 🤣. Pengen dikeramas deh mas nya 😅.

    Aku pernah lah bbrp kali ngalamin drama pas traveling, dari mulai hotel kita mendadak renovasi, padahal niatnya hanimun :p. Trust hotel pengganti ternyata hotel esek2 🤣. Trus pesawatnya ga ngabarin pindah schedule. Mau nangis ga bisa 😅. Akhirnya ketawa aja ama suamik. Dibawa santai lah 😁, jadiin pelajaran... Malah enak toh, jadi ada bahan buat blog 😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang tuh masnya bikin sebel. Tapi udah dimaafin, karena dua hari selanjutnya masnya masakin nasgor enak buat kita.

      Woaaa,, drama-nya mbak Fanny menarik. At the end drama-drama ini emang bikin ngakak dan cerita seru di kemudian hari ya mbak.

      Hapus
  5. Seru banget drama perjalanannya, Din! Salut dengan bagaimana kamu tetap bisa berpikir positif dan fokus pada solusi, lalu back to enjoy.
    Ah, jadi ingat drama-drama perjalananku juga, khususnya yang di Hainan sama Indocina.

    Btw, sek sek, aku belum kebayang gimana jalanan berbatu yang kamu maksud sampe bikin motornya stuck. Tapi rooftop hostel kalian asik banget!

    Soal mencret, mungkin 2 temen kamu itu punya kesamaan intoleransi atau sensitif, Din. Mungkin ya.

    Keep learning by traveling, yay!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thank you Nugi. Thank God travelmate-ku kali ini santuy dan mood-ku juga udah nggak labil macam harga saham :P.

      Soal jalan berbatu aku ada videonya. Bentar lagi tayang di Youtube kalo kamu mau lihat Gi.

      Yes,, rooftop-nya asik. Hostelnya juga asik Gi, bakalan aku review ini hostel.

      Entahlah itu soal mencret,, padahal makanan kita sama. Sebelumnya mereka juga nggak ada masalah lho. Karena kita temen main dan suka makan bareng, tapi masalah mencret baru kejadian kemarin itu. Mungkin pengaruh masuk angin juga kali ya.

      Hapus
  6. Wahhha ada aja yaa dramanya pas mau ke suatu tempat, apalagi emang gak enak banget sih dan gak bisa dipaksa juga buat diterusin kalau jalan udah berbatu kayak gitu. Malah nanti kenapa-kenapa dan malah dorong dari lokasi ke bengkel kan malah jadi ribet, hhi. Tapi syukurlah masih bisa menikmati suasana di tempat tujuannya yahh hhi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo ke bengkelnya deket dan akses gampang enak kak, la kalo di tengah jalan antah-berantah ampun deh, mending balik kanan. Eh ternyata emang salah jalan. Ahahaha.

      Hapus

Posting Komentar

Thank you for reading and leaving comment :)

Postingan Populer