Hal Kurang Menyenangkan di Flores :(

"Bagaimana Flores, nak?".
"Menyenangkan. Semua orang ramah dan suka menolong. Saya harap terus begitu sampai saya pulang dari Flores ya"
:)

Pesan yang selalu ibu berikan ketika aku hendak berangkat ngetrip adalah 'waspada'! Tiap dengar kata itu aku selalu teringat dengan para scamer dan penipu di jalanan yang suka memanfaatkan turis dengan berbohong demi kepentingan dirinya sendiri saat itu. Sayangnya, aku selalu pasang sikap waspada paling tinggi saat jalan-jalan di negara sendiri, Indonesia :(. 

Tapi ketika tiba di Flores, aku merasa hal yag berbeda. 


Sebelum berangkat menuju Flores, aku boleh merasakan keramahan orang Flores. Berbekal blog dan alamat email, aku bertanya pada orang lokal. Satu pertanyaan dijawab dengan informasi detail dan jelas. 
Pertama kali menginjakkan kaki di tanah Flores, sambutan Flores yang ramah lewat pertolongan pak polisi sangat menyenangkan. Aku cukup bertanya bagaimana cara mencapai satu titik, si bapak-bapak polisi memberiku dua orang tukang ojek lengkap dengan motornya.
Saat menunggu travel, kami dapat saudara baru. Hanya bercerita mau menghabiskan malam di Moni, dibantu mencari penginapan sesuai budget dan bersih. Kami tinggal duduk manis di travel dan kamar kami sudah siap, lengkap dengan sambutan hangat saudara jauh yang lama tidak bertemu.

Sayangnya, saya juga ketemu hal kurang menyenangkan di Flores :(.
Pagi itu kami akan berpindah dari Moni ke Bajawa. Berdasar pengalaman sebelum-sebelumnya bahwa orang Flores super baik, males ribet cari-cari sendiri, dan mengejar waktu, kami minta tolong bapa di penginapan untuk mencarikan travel ke Bajawa. Saat itu sudah jam 9 pagi, agak susah rupanya untuk mencari travel karena kebanyakan sudah penuh. Syukurlah, saat itu ada satu travel yang masih kosong 2 tempat duduk. Pas sekali.

Kami ikut travel itu, diantar langsung ke Bajawa. Kami harus bayar 175k untuk satu orang. Belakangan kami tahu harga itu terlalu mahal. 175k adalah harga rute dari Maumere ke Manggarai. Memang travel itu berasal dari Maumere, melewati Moni, dan melewati pertigaan menuju Bajawa. 

Hal yang paling mengecewakan adalah, mobil travel yang menarik uang berlebih, yang seharusnya memberhentikan kami di depan rumah, malah menurunkan kami di pertigaan Bajawa coret. Kata Bajawa saja belum ada di pertigaan itu. Kami harus lanjut ber-ojek sekitar 20 menit. :( :( :(. Sedih sekali. Kami marah-marah, tapi energi kami terbuang hanya  untuk marah dengan bapak travel tak bertanggung jawab itu.

Aku jadi ingat pesan seorang bapak (orang Flores juga), "Kami orang Flores memang baik, tidak suka tipu-tipu. Tapi kau hati-hati dengan orang Maumere ya nak.". Ah,, terjawab sudah mengapa.

Hati-hati ya

Komentar

Postingan Populer