Jalan-Jalan Oh Jalan-Jalan

"Kalo mau jalan, ajak-ajak ya."


Kalimat ini sering sekali aku terima setelah kalimat pernyataan, "Lintang enak banget, sering jalan-jalan." Bleh. Kata siapa jalan-jalan itu selalu enak. Kalo menurut ibu sih, 'jalan-jalan itu habis-habisin duit'. Iya. Jalan-jalan butuh duit yang lumayan, meskipun kita pake kata jalan-jalan ala ransel, tetep aja butuh duit buat beli ranselnya kannn,, ato minimal buat kasih oleh-oleh sama yang ranselnya kita pinjem.


Selain duit, jalan-jalan butuh waktu. Semua orang pasti ngerti lah. Kita mesti punya waktu minimal sehari untuk jalan-jalan. Apalagi kalo pengen jalan-jalan ke tempat yang agak jauh, transportasi masih susah, dengan biaya minimal, pasti butuh waktu lebih dan lebih dan lebih.

Yang pasti, jalan-jalan itu butuh energi. Nah,, di bagian ini yang membuat aku kadang males ngajak-ngajak jalan. Semua kegiatan dalam hidup pasti butuh energi untuk melakukannya. Kalo jalan-jalan energinya lebih-lebih lagi, apalagi kalo mau jalan murah. Mulai dari cari harga tiket termurah. Berlanjut dengan bikin rencana perjalanan. Kalo males dengan itenary detail, paling nggak kamu mesti bikin garis besar dari rencana perjalanan kamu. Energi luar biasa ketika menjalani perjalannyanya sendiri, perjalanan menuju tempat tujuan, perjalanan selama jalan-jalan, dan perjalanan kembali.

Seringnya setelah selesai, bakal berasa happy moment. Buat saya akhir perjalanan yang paling menyenangkan adalah ketika kembali pulang, dapat foto cantik, dan bisa berbagi pengalaman menyenangkan. Tapi sayangnya, nggak semua perjalanan selalu berakhir menyenangkan.

Beberapa waktu lalu saya mesti bersedih karena destinasi perjalanan yang sudah aku impikan selama berbulan-bulan tidak jadi aku datangi karena masalah cuaca. Setelah hanya tidur dua jam semalam, rela naik motor jam 3 pagi, naik angkot tua yang koplingnya lepas di gelapnya pantura, ternyata kapal feri yang jadi satu-satunya alat transportasi ke pulau nggak beroperasi karena cuaca buruk. Rencana hari itu berubah total. Tinggal di Jepara yang saat itu sedang merayakan lomban, semacam pesta rakyat seminggu setelah lebaran. Sayangnya, pantai yang biasanya tenang dan damai, hari itu penuh dengan orang di tiap sudutnya, keadaan yang kurang saya suka.

Hari berikutnya, bermodal tiket feri hasil ngantri pagi-pagi, kami dengan was-was menanti keberangkatan. Kami harus menelan kekecewaan kedua kalinya. Feri kembali tidak beroperasi karena masalah cuaca. Huhuhuhu. Hilang sudah bayangan leyeh-leyeh di pulau, seharian bertemu ombak, dan snorkeling di laut. Hiks. Kalau sudah begini, rasa-rasanya energi yang sudah saya keluarkan kok sia-sia. Pengen balik aja ke rumah, bobo cantik di kasur nyaman, dibanding kepanasan nggak jelas di pantai kotor sisa pesta rakyat.

Kalo begini,, apa iya jalan-jalan itu enak?
Buat saya sih, masih ada sisi enaknya dan masih nagih sih :p

Komentar

Postingan Populer